pemanasan global
PBB memprediksi dunia akan menghangat sekitar 3 derajat Celcius pada tahun 2100 meskipun negara-negara di dunia berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2015.
Lautan Pasifik memasuki fase tidak-begitu-panas lagi, sebagai bagian dari siklus alami jangka panjang, namun kini sudah hampir mencapai akhir. Hal ini menjelaskan adanya penurunan nyata pada laju perubahan iklim.
Tahun 2017 ditetapkan menjadi satu dari tiga tahun dengan suhu terpanas. Selain itu, rekor cuaca ekstrim paling tinggi juga terjadi di tahun ini.
Untuk menangkal panas yang kian menyengat, para pekerja kontraktor kota Los Angeles di AS menyiapkan siasat dengan teknologi aspal dingin.
Dua penelitian terpisah, tentang lebah dan kura-kura, mengkonfirmasikan bahwa peningkatan level karbon dioksida dan suhu planet dapat berdampak buruk bagi kehidupan liar.
Manusia tidak bisa hanya menanam untuk keluar dari masalah ini: pepohonan tidak bisa menyerap jumlah karbon dioksida di atmosfer yang terus-menerus meningkat.
Sebuah kerjasama para ilmuwan internasional berhasil menemukan lahan hutan yang jauh lebih besar daripada luasan Uni Eropa.
Para peneliti AS yang telah mengingatkan bahwa menghangatnya lautan akan mungkin kekurangan oksigen, kini menunjukkan bahwa kadar oksigen terus menurun dan akan dipercepat akibat adanya peningkatan suhu udara di air.
Penemuan mekanisme biologi yang dapat menahan pendinginan global mengesankan bahwa bumi dapat melindungi dirinya sendiri terhadap pembekuan.
Great Barrier Reef di Australia dan karang di Maladewa semakin terancam oleh pemutihan karang yang disebabkan oleh pemanasan global dan fenomena El Nino.
Musim semi akan datang lebih awal di belahan bumi utara. Ketika es di kutub mulai mencair akibat pemanasan global, musim semi menjadi lebih panjang dan tiba lebih awal.
Perubahan iklim diperkirakan akan membuat perangkap bagi penguin Afrika yang membuat satwa ini mencari makanan di tempat minim ikan, demikian diungkapkan melalui pemindaian satelit.
Penelitian terbaru terkait paus Beluga dan angsa Brent menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap pemanasan global membuat ketahanan hidup kedua spesies ini semakin sulit diprediksi.