Menghangatnya Udara Perkotaan Membantu Pertumbuhan Pohon

Reading time: 2 menit
pertumbuhan pohon
Ilustrasi. Foto: pixabay.com

LONDON, 22 November 2017 – Pohon-pohon di perkotaan mulai merasakan panas. Dengan perubahan iklim global, pohon-pohon di seluruh dunia bertumbuh dengan cepat, namun di daerah urban yang panas pepohonan tumbuh lebih cepat.

Ruang tumbuh akar lebih sempit, daun akan bekerja ekstra akibat polusi, namun pohon-pohon limau yang berderet di Unter den Linden, Berlin dan jalan London di Paris, Prancis bertumbuh lebat, membuat hidup lebih baik bagi penduduk kota.

“Kami dapat menunjukkan bahwa pohon-pohon di kota dengan usia yang sama lebih besar daripada pohon-pohon di pedesaaan karena tumbuh lebih cepat,” jelas Hans Pretzsch, ahli kehutanan dari Technical University of Munich, yang memimpin studi terkait dengan perubahan perilaku pohon.

“Sementara perbedaan berkisar hingga seperempat pada usia 50 tahun, tetap masih di bawah 20 persen dari [pohon] yang berusia ratusan tahun.”

Sampling yang komprehensif

Para peneliti dari Jerman, Prancis, Jepang, Vietnam, Australia, Afrika Selatan, Cile, dan AS, menerbitkan laporan di Scientific Reports bahwa mereka mengambil sampel dari 1.383 pohon yang sudah dewasa di 10 kota dari berbagai zona iklim, mulai dari zona boreal, iklim sedang, Mediterania, dan subtropis.

Kota-kota tersebut adalah Berlin, Brisbane, Cape Town, Hanoi, Houston di Texas, Munich, Paris, Prince George di Kanada, Santiago de Chile dan Saporo di Jepang bagian selatan. Spesies yang diambil sampelnya antara lain cemara Sakhalin, cemara putih, pohon saru, berangan kuda, pohon London Plane, pohon belalang, kayu ek, mahoni Afrika, pinus, dan pohon ek air.

Para peneliti telah melakukan 73.685 observasi pertumbuhan diameter pohon selama beberapa dekade. Mereka menemukan bahwa pohon-pohon di perkotaan telah bereaksi terhadap dampak panas yang terjadi di pulau, secara bersamaan pertumbuhan yang lebih lama menjadi konsekuensi dari perubahan iklim yang dipicu oleh peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer akibat dari penggunaan bahan bakar fosil.

Penelitian semacam ini menjadi penting: lebih dari setengah manusia akan tingal di perkotaan dan pada tahun 2050, populasi di perkotaan akan tumbuh hingga dua pertiga dari total populasi manusia di Bumi.

Pohon dan ruang terbuka hijau menawarkan penduduk perkotaan perlindungan dari udara panas yang ekstrim, mereka membantu mengurangi biaya pemanas dan pendingin ruangan, dan meningkatkan taraf kesehatan yang dikalkulasikan menjadi satu kilometer persegi sama dengan US$1,2 juta. Penelitian kedua menunjukkan bahwa satu areal dengan pohon-pohon bisa menambah US$1 milyar bagi properti di California.

Suhu di kota-kota dalam bisa berkisar antara 3°C dan 10°C lebih hangat ketimbang cuaca di pedesaan. Meskipun kondisi lebih hangat berarti proses fotosintesa akan lebih kuat dan musim pertumbuhan lebih panjang, hal ini akan mempersingkat masa hidupnya, jelas para peneliti. Saat dunia mulai menghangat, pohon-pohon di pedalaman juga akan terkena dampak.

Pertumbuhan perkotaan tidak serta merta buruk bagi tanah yang akan dibangun jalan baru, perumahan, pabrik, dan apartemen pada beberapa abad sesudahnya. Sebuah konsorsium peneliti Rusia, Belanda, dan Italia, melaporkan di Journal of Cleaner Production bahwa mereka menemukan bahwa perkotaan bertumbuh seiring dengan bertambahnya ruang terbuka hijau.

Meskipun karbon dari tanah telah hilang saat jalanan diaspal, tanah di perkotaan masih bisa diperkaya secara sistematis oleh gambut, kompos dan tanaman baru. Pada tahun 2048, Moskow diharapkan akan berkembang hingga 30 persen dan kehilangan lebih dari 2000 kilometer persegi hutan, tanah pertanian, dan rawa.

“Hasil dari penelitian kami menunjukkan potensi urbanisasi untuk peningkatan stok karbon tanah organik. Proses ini, sebagai gantinya, akan bisa melakukan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim,” kata Vyacheslav Vasenev, dari departemen agro-bioteknologi, RUDN atau People’s Friendship University of Moscow.

“Kesimpulan optimistis dari penelitian kami seharusnya bisa lebih dieksplorasi oleh perencanaan tata guna lahan dan akademisi, karena urbanisasi akan lebih penting di masa depan.” – Climate News Network

Top