Buku Berisi Suara Orang Muda untuk Lingkungan Aceh Diluncurkan

Reading time: 2 menit
Buku berisi suara orang muda untuk lingkungan Aceh diluncurkan. Foto: Yayasan HAkA
Buku berisi suara orang muda untuk lingkungan Aceh diluncurkan. Foto: Yayasan HAkA

Jakarta (Greeners) – Orang muda dari 17 kabupaten dan kota di Aceh baru-baru ini menyampaikan rekomendasi lingkungan. Hal itu melalui peluncuran buku Rekomendasi Orang Muda untuk Lingkungan Aceh 2025. Peluncuran ini merupakan tindak lanjut dari Aceh Youth Environment Conference (AYEC) 2025 yang berlangsung pada Juni lalu.

Kegiatan peluncuran buku ini merupakan inisiasi Bu-Moe? Fest bekerja sama dengan Yayasan HAkA dan ALSA Local Chapter USK. AYEC 2025 sendiri diikuti oleh pemuda dari berbagai komunitas, organisasi, dan latar belakang. Hal itumembawa keberagaman perspektif dalam merumuskan rekomendasi lingkungan. Hasil diskusi tersebut kemudian mereka kompilasi menjadi sebuah buku yang rencananya akan mereka serahkan kepada pemangku kebijakan di tingkat daerah maupun nasional.

Buku ini disusun dengan tujuan memberikan suara kolektif anak muda Aceh terhadap isu-isu krusial, seperti deforestasi, pertambangan, krisis satwa liar, energi, perubahan iklim, dan tata kelola lingkungan. Selain menjadi wadah konsolidasi gagasan, AYEC juga menunjukkan bentuk nyata partisipasi publik anak muda dalam proses penyusunan kebijakan.

Salah satu penulis buku ini, Muhammad Khalil, menyoroti kondisi krisis ekologi Aceh yang semakin mengkhawatirkan, terutama terkait tekanan terhadap habitat dan keselamatan satwa liar.

“Bencana alam, kekeringan, gagal panen serta penyusutan habitat satwa liar berpotensi memunculkan interaksi negatif antara manusia dan satwa,” ungkapnya.

Dari sisi deforestasi, penulis lain, Risma Daulay, menekankan urgensi penguatan kapasitas masyarakat gampong dalam pengawasan kawasan hutan. Ia mengusulkan model community-based patrol serta pentingnya penguatan regulasi pendidikan konservasi dalam kurikulum sekolah yang selaras dengan nilai-nilai syariat Islam. Menurut Risma, mitigasi deforestasi hanya dapat berjalan efektif apabila masyarakat memiliki kapasitas dan ruang partisipasi yang kuat.

Pemuda Aceh Pikirkan Kebijakan Ekologis

Pada kesempatan yang sama, Tezar Pahlevie, mewakili Yayasan HAkA dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi atas keterlibatan dan kepedulian anak muda terhadap isu lingkungan.

“Kami sangat mengapresiasi seluruh pemuda yang telah memberikan rekomendasi untuk lingkungan. Ini bukti bahwa anak muda Aceh tidak tinggal diam, tetapi ikut memikirkan arah kebijakan ekologis di masa depan,” tuturnya.

Ia berharap buku rekomendasi ini dapat menjadi rujukan strategis bagi pemerintah dan lembaga terkait. Khususnya dalam merumuskan kebijakan berbasis keberlanjutan, serta memastikan masa depan ekologis Aceh tetap terjaga.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top