Pramuka dan EcoNusa Jaga Mangrove Lewat Badge Challenge

Reading time: 2 menit
Mangrove badge challenge merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan hidup. Foto: EcoNusa
Mangrove badge challenge merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan hidup. Foto: EcoNusa

Jakarta (Greeners) – Kwarnas Gerakan Pramuka dan Yayasan EcoNusa berkolaborasi menjaga kelestarian
ekosistem mangrove melalui mangrove badge challenge. Hal itu sebagai bagian dari Tanda Kecakapan Khusus (TKK) bagi anggota Pramuka pada tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, hingga Pandega. Tiap anggota Pramuka wajib melewati tantangan (challenge) untuk mendapatkan badge.

Peta Mangrove Nasional 2021 menyebutkan total luas ekosistem mangrove Indonesia mencapai 3.364.076 hektare (Ha) atau 20,37% dari total luas mangrove dunia. Data tersebut telah resmi dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sementara itu, penelitian Bank Dunia baru-baru ini menemukan bahwa mangrove di Indonesia bernilai rata-rata sekitar US$15.000 sampai $50.000 per hektare. Meski demikian, ekosistem mangrove banyak yang hilang akibat alih fungsi lahan. Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mencatat sekitar 931 ribu hektare hutan mangrove perlu rehabilitasi.

BACA JUGA: Sanofi Tanam 1.000 Mangrove di Kepulauan Seribu

Workshop Modul Belajar Mangrove ini merupakan salah satu cara dalam pendidikan dan pembinaan Gerakan Pramuka. Khususnya, terkait upaya pembentukan generasi muda yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup,” kata Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso melalui keterangan rilisnya.

DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Kota, Bekasi, Depok, dan Provinsi Maluku adalah Kwartir Cabang dan Kwartir Daerah yang bertugas melakukan uji coba mangrove badge challenge. Setelah masa uji coba, mangrove badge challenge akan diimplementasikan di seluruh Indonesia. Lebih dari 25 juta anggota Pramuka akan melakukan uji coba tersebut pada 2024-2025.

Selanjutnya, Kwarnas Gerakan Pramuka berencana mengajukan badge mangrove tersebut ke tingkat dunia melalui beberapa tahap pada 2025 hingga 2028. Jika semua berjalan lancar, mangrove badge ini akan menjadi badge pertama yang diusulkan oleh Pramuka Indonesia ke Asia-Pacific Scout Region, World Organization of the Scout Movement.

Mangrove badge challenge merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan hidup. Foto: EcoNusa

Mangrove badge challenge merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan hidup. Foto: EcoNusa

Mangrove Badge Challenge Upaya Pelestarian Lingkungan

Budi menyampaikan, mangrove badge challenge merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan hidup yang menjadi tujuan Gerakan Pramuka. Menurutnya, baik dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka maupun di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, pelestarian lingkungan hidup sangat penting.

Ia menambahkan, hutan mangrove dapat mencegah dan mengurangi pemanasan global. Jika hutan mangrove hilang, pemanasan global berpotensi meningkat.

“Dengan adanya hutan mangrove, niscaya manusia dapat memiliki kehidupan yang lebih aman, nyaman, dan sejahtera,” ujarnya.

Mangrove Mampu Menyimpan 3,14 Miliar Karbon Dioksida

Selain itu, mangrove Indonesia juga mampu menyimpan 3,14 miliar ton karbon dioksida atau sepertiga dari stok karbon pesisir dunia. Hal itu berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim global.

“Hutan mangrove memiliki kemampuan tiga kali lebih besar dalam menyerap gas rumah kaca dibanding hutan tropis. Mangrove juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir. Masyarakat bisa menangkap ikan, kepiting, hingga kerang dari ekosistem tersebut,” katanya.

BACA JUGA: Dedikasi Kita Tanam 4.000 Pohon Mangrove di Pulau Tidung

Pada kesempatan yang sama, CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, mengatakan mangrove badge challenge merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU). Kesepakatan itu dilakukan antara Yayasan EcoNusa dengan Kwarnas Gerakan Pramuka pada 2022.

Bustar berharap, mangrove badge challenge ini bisa menjadi wadah anggota Pramuka untuk melakukan aksi besar menjaga kelestarian lingkungan.

“Ini sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka agar setiap anggotanya menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup. Juga sejalan dengan misi Yayasan EcoNusa dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top