Jakarta (Greeners) – Menjelang Hari Ozon Sedunia setiap 16 September, Belantara Foundation bersama mitra sektor swasta asal Jepang Vanfu Inc menanam bibit pohon di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH). Jenis bibit pohon tersebut adalah balangeran (Shorea balangeran) dan balam (Palaquium hexandrum). Kedua bibit pohon ini masuk dalam kategori spesies pohon langka yang perlu dilestarikan.
Peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, termasuk sektor swasta. Penting untuk berkolaborasi dalam menjaga bumi dan melindungi lapisan ozon yang semakin terkikis.
Kegiatan ini juga masuk dalam program Forest Restoration Project: SDGs Together!” yang fokus pada pemulihan hutan. Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna berharap program ini dapat membantu upaya pengembalian fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro pada ekosistem hutan.
“Pemulihan areal hutan terdegradasi juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan. Ini termasuk kualitas udara, kualitas air, pohon, tanah, dan populasi satwa liar beserta habitat alaminya. Tidak hanya mendukung pemulihan hutan, program ini juga akan mampu mendorong peningkatan sosial-ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan,” ujar Dolly dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/9).
Tahura Riau Alami Deforestasi
Kawasan Tahura SSH merupakan kawasan konservasi alam yang telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1999. Kawasan ini memiliki luas lebih dari 6.000 hektare. Namun, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah ini telah mengalami deforestasi dan degdradasi. Hal itu terjadi akibat aktivitas ilegal seperti perambahan lahan hingga pembalakan liar.
“Kami terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui kegiatan perlindungan dan restorasi hutan. Upaya ini tentunya tidak bisa kami lakukan sendiri, melainkan perlu kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak,” ungkap Sri.
Baginya, program Forest Restoration Project: SDGs Together sejak 2022 ini telah membantu memulihkan kawasan hutan yang terdegradasi di sini. Kontribusi ini membantu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Bahkan, telah mendukung pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































