Peneliti Australia Ubah Ampas Kopi Jadi Batu Bata Ramah Lingkungan

Reading time: 2 menit
Peneliti Australia mengubah ampas kopi jadi batu bata ramah lingkungan. Foto: Techxplore
Peneliti Australia mengubah ampas kopi jadi batu bata ramah lingkungan. Foto: Techxplore

Jakarta (Greeners) – Ampas kopi kini tak lagi hanya berakhir di tempat sampah. Berkat inovasi dari tim peneliti Swinburne University of Technology, limbah sisa seduhan kopi kini bisa menjadi bahan utama batu bata rendah emisi yang berpotensi merevolusi industri konstruksi Australia.

Dipimpin olehYat Wong, tim peneliti menciptakan batu bata dari campuran ampas kopi, tanah liat, dan aktivator alkali. Tidak seperti metode tradisional yang membutuhkan suhu pembakaran tinggi hingga 1.000°C, batu bata ini hanya perlu dipanaskan pada suhu 200°C. Hal itu dapat menghemat energi hingga 80% dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

“Lebih ringan dalam penggunaan energi, lebih cepat diproduksi, dan dapat mengurangi emisi CO₂ hingga 80% per unit,” kata Wong melansir TechXplore.

Menariknya, batu bata inovatif ini juga memiliki kekuatan dua kali lipat dari standar minimum di Australia. Dengan demikian, inovasi ini bisa menjadi alternatif unggul dalam hal kualitas dan keberlanjutan.

Ampas Kopi Dukung Keberlanjutan

Sementara itu, proyek ini juga telah menandatangani lisensi kekayaan intelektual dengan perusahaan Green Brick. Hal tersebut bertujuan untuk membawa batu bata kopi ini ke pasar komersial. Pendiri Green Brick, Philip Ng, menekankan bahwa masa depan konstruksi harus menilai material bukan hanya dari biaya, tetapi juga dari jejak karbon, sirkularitas, dan transparansi.

“Selama seabad terakhir, material dinilai berdasarkan biaya per meter persegi. Di masa depan, kita akan menilainya berdasarkan karbon dan keberlanjutan,” jelas Philip Ng.

BACA JUGA: Manfaat Ampas Kopi: 15 Cara Maksimalkan Sisa Minuman Favorit Anda!

Di samping itu, ampas kopi di Australia juga terbilang cukup besar. Sebab, warga di sana mengonsumsi lebih dari 1,3 juta cangkir kopi. Sehingga, bisa menghasilkan sekitar 10.000 ton ampas kopi per tahun.

Sebagian besar limbah ini berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengeluarkan metana, gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dari CO₂. Dengan mengubah limbah ini menjadi batu bata, proyek ini bisa menyelesaikan dua masalah sekaligus yaitu mengurangi sampah organik dan menekan emisi rumah kaca.

Maka dari itu, inovasi ini bukan sekadar mendorong ekonomi sirkular. Namun, telah menjadi solusi nyata untuk menghadirkan masa depan kontruksi yang lebih berkelanjutan.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top