Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menggelar “Aksi Bersih Sampah Laut” di Pantai Kuta, Bali. Kegiatan ini bertujuan membersihkan pantai dari sampah. Selain itu, juga sebagai upaya edukasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan laut.
Kegiatan ini melibatkan ribuan peserta dari berbagai kalangan untuk bersama-sama memungut sampah yang terhampar di Pantai Kuta. Acara aksi bersih sampah laut berawal di area shelter kebencanaan Baruna. Selanjutnya, pemungutan sampah sepanjang 2 km di Pantai Kuta. Peserta terbagi ke dalam 10 zona untuk memungut sampah terpilah, dan setiap sampah yang terkumpul akan ditimbang berdasarkan jenisnya.
BACA JUGA: Penanganan Sampah di Laut Butuh Aturan Khusus
Pantai Kuta, seperti banyak lokasi di Bali, setiap tahunnya menerima kiriman sampah laut. Sampah tersebut sebagian besar berasal dari wilayah luar Pulau Bali. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa sampah laut bukan hanya masalah lokal, tetapi juga tantangan global.
“Kita bisa bayangkan, sampah yang nyangkut di Bali bisa mencapai 6.000 ton. Kalau sampahnya mulai dari pantai utara Jawa, akan banyak sampah tercecer di sepanjang perjalanan menuju ke Bali ini,” ungkapnya.
Kiriman Sampah Terbanyak dari Luar Bali
Pantai Barat dan Timur Bali setiap tahunnya menerima kiriman sampah laut yang sebagian besar berasal dari luar Pulau Bali. Fenomena ini terutama terjadi saat angin musim barat, yang biasanya berlangsung dari Oktober hingga Maret setiap tahun.
Untuk tahun ini, proyeksi masalah sampah laut 2024-2025 akan lebih besar dibandingkan tahun 2020-2021 yang tercatat sebanyak 6.000 ton. Sementara, pada tahun 2023 tercatat 2.900 ton.
Selain membersihkan pantai, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat program pengelolaan sampah laut di Bali. Selain itu, juga mengedukasi masyarakat agar lebih peduli dalam memilah sampah serta menjaga kebersihan lingkungan.
Hanif juga mengungkapkan bahwa acara ini juga dirancang untuk sesedikit mungkin menimbulkan tumpukan sampah dengan beberapa pengaturan. Misalnya, dengan menyediakan galon guna ulang, mengimbau peserta untuk membawa tumbler, dan menyediakan konsumsi dengan wadah daun pisang.
Usung Gerakan Wisata Bersih
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Putri Wardhana, mengapresiasi upaya KLH yang telah menyelenggarakan kegiatan aksi bersih sampah laut ini, serta semua pihak yang terlibat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian destinasi wisata bahari Indonesia.
“Permasalahan sampah di destinasi bahari memerlukan kesadaran dan tindakan nyata dari semua pihak termasuk dari pemerintah, pengelola wisata, masyarakat hingga para wisatawan,” kata Widiyanti.
BACA JUGA: Aksi Bersih Sampah Targetkan Tahun 2025 Bebas Sampah Nasional
Sejalan dengan aksi bersih sampah laut hari ini, Kementerian Pariwisata juga telah mencanangkan gerakan wisata bersih sebagai bagian dari program unggulan 2025.
Di bawah gerakan ini, mereka membentuk Satgas Wisata Bersih untuk meningkatkan kebersihan di berbagai destinasi wisata, berkolaborasi dengan kementerian, lembaga terkait, pemerintah daerah, dan stakeholders lainnya.
Sinergi Pengelolaan Sampah
Pada kesempatan ini, KLH/BPLH bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) tentang Sinergitas Tugas dan Fungsi di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Menteri Hanif berharap hal ini dapat mendorong terbangunnya budaya bangsa yang beradab, yang mampu mengelola sampah dengan baik dan berwawasan lingkungan.
“Tentunya, kesepahaman ini akan diikuti oleh kementerian lain dalam upaya penguatan pengelolaan sampah yang baik dan benar di seluruh Indonesia. Kami berharap, apa yang kita lakukan bersama hari ini di Bali dapat menjadi contoh dan pembelajaran yang baik bagi kabupaten atau kota lain, terutama dalam menyelesaikan permasalahan sampah laut,” tutupnya.
Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti serta Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia