Seruan Penolakan Pembakaran Sampah Plastik di Tropodo Menggema di Sidoarjo

Reading time: 2 menit
Sejumlah organisasi lingkungan menggelar aksi penolakan pembakaran sampah plastik. Foto: Ecoton
Sejumlah organisasi lingkungan menggelar aksi penolakan pembakaran sampah plastik. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (AKAMSI) menggelar aksi kampanye lingkungan di depan Alun-alun Kabupaten Sidoarjo pada Senin (19/5). Dalam aksi tersebut, para peserta kompak mengenakan atribut berwarna hitam dan menyerukan bahaya pembakaran sampah plastik, yang hingga kini masih terjadi di Desa Tropodo.

AKAMSI merupakan aliansi yang terdiri dari beberapa komunitas lingkungan, yakni Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Aksi Biroe, dan Surabaya River Revolution. Mereka membawa berbagai poster berisi ajakan dan informasi kepada masyarakat agar berhenti menggunakan plastik sebagai bahan bakar. Beberapa di antaranya bertuliskan “Stop Sampah Impor”, “Stop Bakar Sampah Plastik”, serta menampilkan karikatur yang menggambarkan ancaman dioksin dan mikroplastik terhadap ayam-ayam di Desa Tropodo.

BACA JUGA: Ecoton Bongkar Fakta Bahaya Mikroplastik dalam Tubuh Manusia

Aksi ini menyoroti praktik industri tahu di Desa Tropodo yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar utama. Hal ini membahayakan karena ada kandungan mikroplastik di udara serta tingkat Particulate Matter (PM) 2.5 dan 10 yang melebihi ambang batas baku mutu udara.

Callista, mahasiswa Universitas Brawijaya yang turut serta dalam aksi, menyampaikan bahwa plastik merupakan material yang sangat sulit terurai. Menurutnya, membakar plastik bukanlah solusi, melainkan justru menimbulkan masalah baru.

“Pembakaran plastik menimbulkan masalah baru, berupa dioksin dan mikroplastik yang bertebaran di udara dan bisa masuk ke dalam pernafasan kita. Maka dari itu, perlu kolaborasi semua pihak untuk mengatasi permasalahan plastik ini,” ungkap Callista.

Sejumlah organisasi lingkungan menggelar aksi penolakan pembakaran sampah plastik. Foto: Ecoton

Sejumlah organisasi lingkungan menggelar aksi penolakan pembakaran sampah plastik. Foto: Ecoton

Temuan Lapangan

Sementara itu, terdapat beberapa temuan oleh tim AKAMSI di lapangan. Mereka mengungkap telah terjadi pencemaran mikroplastik di udara pada enam wilayah di Kabupaten Sidoarjo.

Tim AKAMSI mendeteksi keberadaan mikroplastik berupa fiber, fragmen, dan filamen, dengan total 172 partikel di enam lokasi tersebut. Khusus di area sekitar pabrik tahu Desa Tropodo, tim menemukan 13 fiber dan 12 filamen mikroplastik di udara.

BACA JUGA: Terbangkan Drone, Peneliti Cilik Temukan Mikroplastik di Langit Kediri

Pabrik tahu di Desa Tropodo menjadi sorotan utama. Sekitar 60 persen dari industri tahu di wilayah tersebut menggunakan sampah plastik, termasuk sampah plastik impor sebagai bahan bakar utama. Alasan utamanya adalah biaya produksi yang lebih murah daripada menggunakan kayu bakar.

Namun, konsekuensi dari penggunaan bahan bakar plastik sangat serius. Hasil pengukuran kualitas udara menunjukkan bahwa konsentrasi Particulate Matter (PM) 2.5 mencapai 690 ΞΌg/mΒ³ dan PM 10 mencapai 820 ΞΌg/mΒ³. Angka tersebut jauh melampaui ambang batas baku mutu udara yang aman bagi kesehatan.

Tak hanya mencemari udara, pembakaran sampah plastik juga menghasilkan senyawa berbahaya seperti dioksin dan furan yang bersifat karsinogenik. Keduanya bisa menyebabkan gangguan sistem hormonal, pernapasan, serta meningkatkan risiko penyakit seperti ISPA.

Penelitian dari Ecoton pada tahun 2023 juga mengonfirmasi adanya kontaminasi mikroplastik di udara Tropodo, sekaligus mendeteksi kandungan dioksin dalam telur ayam yang diternakkan di wilayah tersebut.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top