Timbulan Sampah Java Jazz Festival 2020 Capai 7,6 Ton

Reading time: 2 menit
Java Jazz Festival 2020
Seorang pengunjung sedang membuang sampah berdasarkan jenis sampah. Foto: www.greeners.co/RidhoPambudi

Jakarta (Greeners) – Acara musik Java Jazz Festival (JJF) 2020 kembali menerapkan #LessWasteMoreJazz untuk mengurangi timbulan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Tahun ini total timbulan sampah yang sudah dipilah mencapai 7,6 ton dengan jumlah pengunjung kurang lebih 750 ribu orang. Jumlah sampah ini turun dibandingkan dengan total sampah tahun lalu, yakni 10,9 ton.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan penurunan sampah berkat kontribusi beberapa tenant yang memberlakukan larangan plastik dan sedotan. Ia menilai pengurangan dan pembatasan sampah signifikan karena pengunjung telah memilah sampah.

“Walaupun proses ini tidak serta merta menyelesaikan semua masalah. Makanya kita campaign tegas berkaitan dengan less waste,” ujar Novrizal saat dihubungi Greeners melalui telepon, Senin, (02/03/2020).

Baca juga: Kerja Sama Lintas Sektor Bantu Kurangi Sampah Plastik

Data dari Less Waste Event mencatat dalam acara musik JJF 2020 ini menghasilkan 7,636 ton sampah. Sampah terdiri dari empat kategori sampah, yakni sampah makanan sebesar 324 kilogram, sampah yang dapat didaur ulang sebanyak 3 ton, sampah yang tidak dapat didaur ulang berjumlah 4 ton, dan sampah lain 101 kilogram.

Manager Project Less Waste Event Rorry Rubiansyah mengatakan timbulan sampah Java Jazz Festival didominasi oleh sampah yang tidak dapat didaur ulang (non recycleable). Tahun 2019 jumlah keseluruhan timbulan sampah mencapai 10,9 ton, sedangkan tahun ini 7,6 ton. Menurut dia, artinya sampah di acara Java Jazz Festival berkurang.

Java Jazz Festival

Timbulan sampah dalam acara Java Jazz Festival 2020 selama tiga hari mencapai 7,6 ton. Foto: www.greeners.co/RidhoPambudi

“Ini dikarenakan faktor hujan. Jadi, jenis sampah yang dapat didaur ulang terkena air akhirnya rusak dan tidak memiliki nilai jual. Untuk jumlah sampah plastik berjumlah 1,1 ton,” ujar Rorry.

Menurut Rorry, sampah yang tercampur tetap masih ada. Karena masih banyak pengunjung yang belum mengetahui pemilahan sampah. Selain itu, perilaku membuang sampah sembarangan juga masih ditemui. Pengunjung bahkan ada yang tidak mau diedukasi mengenai pengelolaan sampah.

Baca juga: KLHK Terbitkan Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen

“Dari tahun ke tahun kita melakukan evaluasi event Java Jazz. Kita terus melakukan terobosan baru mulai dari educator dan wadah sampah yang kita fasilitasi untuk pengunjung. Jadi, kita terus berinovasi dalam mengeluarkan ide-ide baru,” ujarnya.

Sementara, Dewi Ratnasari Pengunjung Java Jazz Festival 2020 mengatakan event Less Waste ini memudahkan pengunjung memerhatikan jenis sampah. Ia berharap di festival musik lain juga  dapat menerapkan upaya memilah sampah. Selain mengedukasi pengunjung dengan adanya program ini, masyarakat bisa jadi lebih peduli lagi terhadap sampah.

“Saya jadi lebih tahu sampah yang dapat di daur ulang, yang tidak bisa didaur ulang ataupun sampah makanan,” ujar Dewi.

Penulis: Dewi Purningsih dan Ridho Pambudhi

Top