Mutakhirkan ZOM, BMKG Jamin Prakiraan Musim Hujan Lebih Akurat

Reading time: 2 menit
Hujan yang masih turun karena fenomena La Nina membuat musim kemarau mundur di tahun 2022. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan prakiraan musim hujan periode 2022-2023 semakin tepat dan akurat. Untuk pertama kalinya BMKG menggunakan zona musim terupdate (ZOM9120). Patokan pengukuran yang baru ini adalah hasil dari kegiatan pemutakhiran zona musim (ZOM) mengacu normal curah hujan periode 1991-2020.

Dalam keterangannya, Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan sebelumnya, BMKG berpatokan pada rata-rata klimatologis tahun 1981-2010. Pemutakhiran zona musim ini untuk membentuk tolok ukur atau referensi yang dapat BMKG gunakan secara luas terhadap kondisi iklim terkini di masing-masing wilayah di seluruh Indonesia.

“Insya Allah, data dan informasi yang BMKG hasilkan akan semakin lebih handal, lebih tepat dan lebih akurat,” katanya.

Lebih jauh ia menyebut, penggunaan data berbasis grid resolusi tinggi untuk pemutakhiran ZOM ini BMKG bangun dari proses blending data observasi insitu di permukaan bumi dan data berbasis satelit. Oleh karena itu harapannya lebih acceptable secara spasial dan temporal.

Zonasi musim yang terupdate ini, tambah Dwikorta, harapannya dapat mencerminkan karakteristik iklim lebih spesifik di masing-masing wilayah tersebut. Kemudian bisa BMKG pakai untuk basis informasi iklim 10 tahun mendatang.

Pemutakhiran Menambah ZOM di Indonesia

Dari pemutakhiran zona musim (ZOM9120) menunjukkan adanya penambahan ZOM di masing-masing pulau besar di seluruh Indonesia. Semula terdiri dari 342 ZOM dan 65 NONZOM (total 407 zona) menjadi 699 ZOM.

Dari 699 ZOM itu terdapat 583 ZOM yang memiliki dua musim atau lebih (sebelumnya disebut ZOM) dan 116 ZOM yang memiliki satu musim (sebelumnya disebut NONZOM).

ZOM9120 tersebut tersebar di wilayah Sumatra 156 ZOM, Jawa 193 ZOM, Kalimantan 67 ZOM, Bali 20 ZOM, Nusa Tenggara Barat 27 ZOM. Lalu Nusa Tenggara Timur 28 ZOM, Sulawesi 104 ZOM, Maluku 40 ZOM dan Papua 64 ZOM.

“Akurasi data dan informasi yang BMKG keluarkan sangat penting sebab menjadi rujukan dan pijakan banyak sektor,” imbuhnya.

Sedikitnya terdapat 12 sektor yang membutuhkan data dan informasi tersebut. Misalnya, sektor transportasi, pembangunan infrastruktur. Selanjutnya, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang, kesehatan, pariwisata. Selain itu juga pertahanan keamanan, sumber daya air, sumber daya energi dan pertambangan, industri, serta penanggulangan bencana.

Selain karhutla, perlu antisipasi kekeringan saat musim kemarau ekstrem. Foto: Shutterstock

Prakiraan Musim dan Cuaca BMKG Rujukan Berbagai Sektor

Dwikorita juga mengingatkan kepada seluruh jajaran BMKG untuk memperhatikan instruksi Presiden Joko Widodo. Dalam instruksi tersebut presiden meminta agar BMKG meningkatkan adaptasi teknologi supaya observasi, analisis, prediksi dan peringatan dini dapat BMKG sampaikan lebih cepat dan akurat.

Presiden pun meminta berbagai sektor untuk menggunakan data, informasi dan peringatan terkait cuaca dan iklim yang BMKG keluarkan.

Sementara itu, terkait prakiraan musim hujan 2022-2023, Plh Plt Deputi Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan mengatakan, awal musim hujan periode tersebut prakiraannya terjadi pada September-November 2022. Sementara untuk puncaknya BMKG prakirakan terjadi pada Desember 2022 dan Januari 2023.

Prakiraan cuaca dan iklim yang BMKG keluarkan ini dapat stakeholder di pusat maupun daerah gunakan. Misalnya pedoman perencanaan kegiatan di berbagai sektor, seperti awal musim tanam, termasuk antisipasi potensi kebencanaan.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top