Jakarta (Greeners) – Masalah sampah di Kota Yogyakarta kini menjadi perhatian serius. Universitas Gadjah Mada (UGM) turut ambil bagian dalam upaya mengatasi hal tersebut. Sebagai kampus yang aktif dalam pelestarian lingkungan, UGM menjalankan kampanye zero waste dengan menerapkan pengelolaan sampah mandiri di lingkungan kampus.
Upaya pengelolaan sampah di UGM melibatkan berbagai langkah. Di antaranya, mengedarkan anjuran untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya dan mengurangi penggunaan wadah makan berbahan styrofoam. Selanjutnya, membawa tumbler air sendiri dan mendorong sivitas akademika untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin.
Menurut petugas dari bagian pemeliharaan sarana dan Prasarana, Direktorat Aset UGM, Nurudin Basyori, setiap harinya mereka mengangkut sekitar tiga truk sampah. Hal itu setara dengan 6-7 kubik sampah. Sampah yang mereka angkut adalah sampah yang sudah terpilah sesuai jenisnya, sesuai dengan peraturan rektor. Petugas tidak akan mengangkut sampah yang belum terpilah.
Namun, implementasi pemilahan sampah ini masih menghadapi tantangan di beberapa lokasi, seperti di Jalan Sekip yang sampahnya masih sering dicampur. Dalam situasi tersebut, petugas harus memilah sampah tersbut. Meski tugas petugas terbatas pada pengangkutan sampah, Basyori tetap mengingatkan pentingnya edukasi yang berkelanjutan mengenai pemilahan sampah.
βJadi, masih ada beberapa yang sudah, tapi belum semua yang mematuhi peraturan,β tuturnya.
Menurut Nurudin, edukasi ini juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran seluruh sivitas akademika agar lebih disiplin dalam memilah sampah dan mendukung tercapainya tujuan zero waste di kampus UGM.
Olah Sampah
Melansir Berita UGM, selain bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus, pihak UGM juga turut serta dalam mengolah sampah.
βAlurnya dari fakultas yang sudah melakukan pemilahan sesuai dengan jenisnya kami ambil bawa ke Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT),β ujar Nurudin.
Di kompleks PIAT, sampah yang telah terpilah berdasarkan jenisnya akan petugas olah lebih lanjut. Untuk sampah organik, seperti dedaunan, akan mereka proses menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos tersebut kemudian digunakan untuk merawat taman-taman di sekitar kampus.
Kampanye zero waste yang UGM gencarkan ini harapannya bisa mendorong pengurangan volume sampah setiap harinya. Kampanya ini juga bertujuan untuk memudahkan petugas keberishan dalam mengangkut sampah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia