Ini Kronologis dan Dugaan Penyebab Kematian Gajah Yongki

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Sekali lagi, kasus kematian gajah tanpa gading kembali terulang. Kali ini, gajah pahlawan bernama Yongki, salah satu gajah patroli Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Yongki yang sudah sekitar enam tahun menjalankan tugas menghalau konflik gajah di wilayah Pemerihan, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung ini kedapatan mati dengan gading terpotong.

Menurut Istanto, Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan pada Dirjen Penegakan Hukum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat dihubungi oleh Greeners menyampaikan bahwa gajah Yongki diketahui tewas pada pukul 7.30 pagi, tanggal 18 September 2015 dengan posisi badan rebah miring ke kiri dan kondisi kedua gading telah hilang.

Saat ditemukan, bekas luka di gading masih keluar darah termasuk yang tercecer di tanah. Tidak ada bekas perlawanan dan tidak ada bekas tembakan. Sedangkan mulut tidak berbusa dan tidak mengeluarkan bau, namun lidah sudah sangat membiru. Pada Pukul 13.00 perut Yongki, dikatakan Istanto mulai kembung dan ketika dilakukan nekropsi (Bedah Bangkai) pada pukul 21.30 perut sudah sangat besar akibat kembung tadi.

“Bekas potongan gadingnya sangat rapi dan diduga pelaku adalah pemburu profesional yang sudah mengetahui situasi,” katanya, Jakarta, Selasa (22/09).

Secara umum, lanjutnya, semua organ dalam masih tampak normal (makroskopis) dan tidak ditemukan abnormalitas kecuali ditemukan cacing paramphistomum di usus besar tetapi infeksi tidak berat.

Hingga saat ini, ada tiga asumsi awal mengenai kematian Yongki. Pertama ia terkena tembakan, meski tidak ada indikasi kena tembak dari sisi kanan. Oleh karena itu, pagi ini posisi gajah akan coba di balik. Lalu, kedua, meninggal akibat penyakit. Namun tim juga tidak menemukan adanya indikasi bahwa gajah Yongki mengidap sebuah penyakit. Serta terakhir, gajah Yongki diduga terkena racun (termasuk jenis obat bius).

“Dugaan dari hasil nekropsi adalah yang ke tiga ini. Yongki mungkin diracun. Pada pukul 01.30 WIB nekropsi selesai dan berhasil mengambil semua sampel yang diperlukan untuk proses lebih lanjut,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Yongki adalah gajah jantan yang memiliki bobot 2,5 ton. Gajah ini berperan sebagai penghalau konflik antara gajah dan manusia. Gajah ini dahulunya adalah gajah liar yang kemudian diserahkan ke TNWK Lampung Timur. Namun, karena adanya program elephant patrol yang diprakarsai oleh WWF Project Lampung, Yongki diminta kembali ke TNBBS.

Kematian gajah Yongki juga menarik perhatian publik, termasuk masyarakat pengguna internet atau netizen. Berita kematian gajah patroli ini sempat menjadi trending topic di dunia maya dengan tagar #RIPYongki. Netizen beramai-ramai mengucapkan kesedihannya dan mempertanyakan penyebab kematian satwa ini.

Penulis: Danny Kosasih

Top