Satelit Modis Kembali Deteksi 140 Hotspot di Kalimantan Barat

Reading time: 2 menit
hotspot
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua milik NASA mendeteksi 140 hotspot atau titik api kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat pada Senin pagi. Titik api tersebut terdiri dari 63 hotspot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30-70 persen) dan 77 hotspot dengan tingkat kepercayaan Tinggi (lebih dari 70 persen). Sumber kebakaran berasal dari pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian di Kabupaten Sekadau, Ketapang, Landak dan Sanggau.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengatakan, satelit Himawari pada Senin (12/09) pukul 16.00 WIB mendeteksi sebaran asap tipis di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Sebaran asap juga terdeteksi di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

BACA JUGA: Dalam Satu Minggu, Terdeteksi 158 Hotspot di Kalimantan Barat

Untuk menanggulangi sebaran asap agar tidak meluas, upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim Satgas Terpadu dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, dan relawan. BNPB mengerahkan dua helikopter water bombing jenis Bolco dan Bell 214, serta satu pesawat Casa TNI AU untuk hujan buatan.

“Penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan di 10 kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat yaitu Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Kayong Utara,” katanya, Jakarta, Selasa (13/09).

Sutopo menjelaskan, sebanyak 3.500 personel telah dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. Total 600,6 hektar hutan dan lahan terbakar selama 2016, dimana 509 hektar adalah lahan masyarakat, 1,6hektar perkebunan, dan 90 hektar kawasan konservasi.

Masih terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini, lanjut Sutopo, karena masih adanya masyarakat yang membuka lahan pertanian dengan cara membakar, terbatasnya air untuk memadamkan api, dan sumber air yang jauh dari lokasi kebakaran hutan dan lahan saat melakukan pemadaman darat. Lahan yang sudah dipadamkan pun seringkali dibakar kembali.

BACA JUGA: BNPB Tambah Jumlah Helikopter Water Bombing di Riau

Ia juga menyatakan titik api baru cenderung muncul pada siang hari karena pembakaran sering terjadi pada siang hari. Saat ini, Kabupaten Ketapang belum menetapkan siaga darurat meskipun banyak titik api dan Kabupaten Sambas belum membentuk BPBD.

Sementara itu di beberapa provinsi lain, satelit Modis juga mendeteksi ada 351 hotspot di wilayah Indonesia pada Selasa pagi. Sebanyak 211 hotspot dengan tingkat kepercayaan Sedang tersebar di Sulawesi Selatan (3 hotspot), Sulawesi Tenggara (9), Nusa Tenggara Timur (41), Sumatera Utara (11), Riau (11), Sumatera Barat (5), Nusa Tenggara Barat (9), Sulawesi Tengah (5), Gorontalo (2), Kepulauan Bangka Belitung (19), Kalimantan Barat (63), Aceh (1), Jawa Timur (5), Jawa Barat (1), Kalimantan Selatan (6), Kalimantan Tengah (19) dan Jawa Tengah (1).

Sedangkan 140 hotspot dengan tingkat kepercayaan Tinggi atau terdeteksi terdapat api yang membakar lahan berada di Sulawesi Selatan (7), Nusa Tenggara Timur (13), Sumatera Utara (4), Riau (2), Sumatera Barat (2), Nusa Tenggara Barat (4), Sulawesi Tengah (1), Gorontalo (1), Kepulauan Bangka Belitung (5), Kalimantan Barat (77), Jawa Timur (1), Kalimantan Selatan (4), Kalimantan Tengah (17), dan Sumatera Selatan (2).

Penulis: Danny Kosasih

Top