Gempa 6,2 SR Guncang Malang, Puluhan Rumah Rusak

Reading time: 2 menit
gempa
Ilustrasi: greeners.co

Malang (Greeners) – Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) mengguncang Malang, Rabu, 16 November 2016, pukul 22.10.11 WIB. Guncangan gempa terasa hingga beberapa daerah di Jawa Timur hingga Bali. Titik gempa berada di kedalaman 69 kilometer dan berada di 127 kilometer Tenggara Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan, gempa di Malang dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik, di kabupaten Jember dirasakan 2-3 detik, dan di Kabupaten Lumajang selama 2-3 detik. “Gempa juga dirasakan di Bali, seperti Jembrana, Denpasar, Badung, Gianyar,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (17/11).

BACA JUGA: Puncak Musim Hujan Diprediksi Meningkatkan Bencana Hidrometeorologi

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun PMI Kabupaten Malang pada Kamis, 17 November 2016, pukul 13.29 WIB, kerusakan rumah warga mencapai puluhan dengan perincian rusak ringan 22 rumah, rusak sedang 11 rumah, rusak berat 6 rumah. Enam rumah yang rusak berat karena bangunannya rusak total adalah rumah Markuat di Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, kemudian rumah Samini di Desa Lebakharjo, rumah Ngadi dan Parmin di Desa Wirotaman, serta rumah Rasat dan Dulhasan di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang, Bagyo Setyono, mengatakan, kerusakan rumah warga sebagian besar genting atap rumah jatuh, dinding yang roboh, baik di bagian depan rumah maupun dapur. Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan media sosial agar tidak ikut memperkeruh suasana dengan mengunggah gambar-gambar kerusakan rumah yang bukan dampak dari gempa di Malang. “Jangan membuat gaduh dan menyebarkan informasi tidak benar,” kata Bagyo mengingatkan.

BACA JUGA: BMKG: Curah Hujan Meningkat Pada Tiga Bulan Mendatang

Hingga kini, petugas dari lintas instansi terus mendata kerusakan rumah warga dan juga korban yang terluka. Beberapa rumah warga yang rusak memang kondisinya ada yang sudah rapuh sehingga rusak ketika terjadi gempa.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika Karangkates, Musripan menginformasikan, gempa bumi 6,2 Skala Richter ini diduga disebabkan adanya aktivitas subduksi antara lempeng Indo Australia yang menghunjam lempeng Eurasia. “Meski cukup keras, tapi tidak berpotensi tsunami,” ujar Musripan.

Penulis: HI/G17

Top