Jakarta (Greeners) – Hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa Jawa Timur termasuk dalam wilayah yang sangat rentan terhadap bencana iklim. Wilayah ini juga tercatat mengalami angin ekstrem dengan intensitas tertinggi di Indonesia.
Temuan ini berasal dari kajian proyeksi angin ekstrem yang dilakukan menggunakan model iklim resolusi tinggi milik Max Planck Institute (MPI-HR). Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN, Suaydhi, menjelaskan bahwa studi ini memanfaatkan data angin historis dari tahun 1981 hingga 2014, serta melakukan proyeksi hingga tahun 2060. Proyeksi tersebut berdasarkan dua skenario iklim global, yakni SSP2 dan SSP5.
Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa wilayah Jawa Timur akan mengalami peningkatan kecepatan angin tertinggi dibanding wilayah lain. Perkiraan perubahan paling signifikan terjadi pada musim hujan (DesemberβFebruari), dengan peningkatan hingga 1,2 m/s. Sebaliknya, pada musim kemarau (JuniβAgustus), kecepatan angin justru menurun.
BACA JUGA: Ini Alasan Pentingnya Penerapan Topik Perubahan Iklim di Kampus Islam
βDari sisi variabilitas harian, Jawa Timur juga menunjukkan fluktuasi tertinggi. Artinya, pola angin di wilayah ini akan semakin tidak stabil dan berubah-ubah dari hari ke hari,β kata Suaydhi dalam webinar PRIMA.
Menurutnya, peristiwa angin ekstrem menimbulkan risiko besar terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti infrastruktur, pertanian, hingga keselamatan manusia. Di samping itu, melalui studi ini, para peneliti memiliki tujuan untuk mengidentifikasi tren, sebaran spasial, serta faktor-faktor pemicu angin ekstrem di masa depan sehingga dapat mendukung perencanaan pembangunan nasional yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim.
Potensi Angin Kencang
Tak hanya itu, persentil ke-95 dari data kecepatan angin menunjukkan bahwa 5 persen angin tercepat di Indonesia tercatat di Jawa Timur. Nilainya diperkirakan akan meningkat di masa depan. Ini menunjukkan bahwa potensi kejadian angin sangat kencang di wilayah ini akan semakin sering terjadi.
Penelitian ini, juga menelaah faktor-faktor pemicu angin ekstrem, termasuk pengaruh suhu permukaan dan perubahan tinggi geopotensial. Suaydhi beserta tim berharap, hasil riset ini menjadi masukan penting bagi para pihak terkait. Mereka juga berharap riset ini menjadi masukan penting bagi para pengambil kebijakan dan perencana pembangunan. Khususnya, dalam merancang infrastruktur yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia