Jakarta (Greeners) β Guyuran hujan dengan intensitas tinggi pada 3-4 Maret 2025 telah menyebabkan banjir di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Banyak warga yang menyebutkan bahwa banjir kali ini menjadi yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Warga Kelurahan Karang Satria, Tambun Utara, Adella (23), menjadi salah satu korban banjir kali ini. Ia mengungkapkan ini yang terparah setelah puluhan tahun tinggal di Bekasi.
“Sebelumnya gak pernah banjir masuk ke rumah seperti ini. Waktu lima tahun lalu, pada 2020, Bekasi juga banjir parah, tetapi di rumah saya hanya ada genangan air saja. Kalau kali ini benar-benar parah banget, karena airnya sampai masuk rumah dan cukup lama surut,” kata Adella kepada Greeners, Rabu (5/3).
Air yang meluap dari kali-kali di Bekasi menyebabkan banjir semakin tinggi di rumah Adella. Ia mengatakan, ketinggian air di depan rumahnya mencapai sepaha orang dewasa, sementara di dalam rumah, airnya mencapai di atas mata kaki.
Banjir ini mulai terjadi pada pukul 03.00 WIB, kemudian air semakin naik dan masuk ke teras rumah pada pukul 10.48 WIB. Pada pukul 11.10 WIB, air sudah masuk ke dalam rumah. Banjir semakin tinggi saat malam hari dan mulai surut pada dini hari.
140 Rumah Terendam
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir. Di antaranya Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.
BPBD Bekasi juga melaporkan bahwa terdapat 140 unit rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 300 sentimeter. Mereka juga telah mendistribusikan bantuan logistik dan mengirimkan sejumlah perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terdampak.
Selain itu, PLN Kota Bekasi mematikan arus listrik di beberapa wilayah terdampak untuk mencegah korban akibat aliran listrik yang tersentuh air banjir.
Di Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu menyebabkan banjir di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, dan Tambun Utara.
BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan ketinggian air mencapai 150 sentimeter yang merendam 15 unit rumah. Berdasarkan pemantauan visual di lapangan, hingga Selasa (4/3) pagi, banjir masih menggenangi sejumlah wilayah. BPBD dan tim gabungan terus melakukan evakuasi warga terdampak menggunakan perahu karet.
Penyebab Banjir
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa penyebab banjir di Bekasi adalah kiriman air dari Bogor, daerah pegunungan di selatan. Bogor diguyur hujan deras dan lama, menyebabkan air mengalir ke sungai-sungai yang bermuara di utara, termasuk Bekasi.
Jembatan Kemang Pratama di Kota Bekasi amblas akibat banjir, mengakibatkan terputusnya aktivitas lalu lintas antara dua wilayah. Akses jalan ditutup oleh kepolisian demi keamanan warga.
Pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hypermall juga kebanjiran, dengan area parkir dan lantai dasar mall terendam air. Barang-barang pedagang di kios lantai dasar turut hanyut terbawa air.
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid atau RSUD Bekasi juga kebanjiran, yang menyebabkan gangguan pada layanan rumah sakit, termasuk pemadaman listrik. Selain itu, kawasan Stasiun Bekasi juga terendam banjir, dengan sejumlah motor di parkiran motor terendam. Beberapa kantor percetakan juga mengalami kerusakan akibat banjir.
Atas kejadian bencana ini, media sosial pun ramai-ramai memasang tagar #PrayForBekasi sebagai bentuk perhatian publik terhadap bencana banjir yang melanda Bekasi.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia