Wapres Jusuf Kalla Minta Industri Bertanggung Jawab terhadap Sampah

Reading time: 2 menit
jusuf kalla
Puncak peringatan Hari Peduli Sampah 2017 berlangsung di Pantai Kenjeran, Surabaya, Selasa (28/02/2017). Foto: greeners.co/Syaiful Rochman

Surabaya (Greeners) – Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan kepada semua industri agar turut bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkannya. Tidak hanya industri, Jusuf Kalla juga mengajak semua lapisan masyarakat berkawan dengan sampah dengan mengelolanya agar bisa bermanfaat.

Dalam puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2017, di Pantai Kenjeran, Surabaya, Wapres Jusuf Kalla kembali mengingatkan masyarakat bahwa Hari Peduli Sampah yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, diawali dengan terjadinya musibah kemanusiaan.

“Pada 2005 lalu, tanggal 21 Februari telah terjadi musibah akibat kekeliruan atau kecerobohan yang menyebabkan 157 jiwa meninggal di Leuwigajah,” ujar Jusuf Kalla di Pantai Kenjaren, Surabaya, Selasa (28/02/2017).

BACA JUGA: 11 Kementerian Susun Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Sampah Plastik di Laut

Ia menyebutkan, peristiwa longsornya tempat pembuangan sampah ini terjadi di Bandung yang banyak ahli planologi, tapi karena salah kelola mengakibatkan terjadinya musibah kemanusiaan. “Jadi hari ini kita mengenang musibah yang harus kita maknai agar jangan sampai terulang kembali,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, JK menyampaikan bahwa sampah merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari mulai dari tingkat rumah tangga, pasar, hingga industri. Bahkan, pertokoan modern dan minimarket juga selalu menghasilkan sampah. “Tidak mungkin kita membersihkan 100 persen. Jadi bagaimana cara kita mengatur dan mengolahnya agar menjadi bermanfaat,” ujarnya.

Menurut JK, sampah berubah sesuai zamannya. Kalau dulu ibu-ibu banyak menggunakan dedaunan untuk membungkus makanan, sekarang berganti menjadi plastik kemasan. Oleh karena itu, JK mengimbau agar upaya untuk mengatur dan mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat harus terus dilakukan. Misalnya, mengolah sampah menjadi pupuk organik untuk sampah yang bisa diolah menjadi pupuk, dan mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bernilai seperti kerajinan dan lainnya.

BACA JUGA: Pemerintah Siapkan 1 Miliar Dolar AS untuk Kejar Target Indonesia Bebas Sampah

Indonesia, lanjutnya, dengan jumlah penduduk yang banyak tentu juga menghasilkan sampah yang banyak pula. Meski banyak regulasi yang diterapkan, mulai undang-undang, peraturan pemerintah, hingga peraturan daerah, permasalahan sampah masih terus terjadi. “Karena itu, bagaimana kita bersama-sama bisa mengubah perilaku masyarakat agar bisa berkawan dengan sampah,” imbuhnya.

JK mengingatkan, program Indonesia Bebas Sampah 2020 tersisa tiga tahun lagi dan ini membutuhkan kerja keras semua pihak. Program ini tidak mudah jika hanya dikerjakan pemerintah tanpa semua pihak ikut terlibat. “Upaya masyarakat yang sudah berjalan lebih ditingkatkan. Industri juga harus bertanggung jawab karena semua mempunyai tanggung jawab sosial,” katanya.

Dalam acara yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan apresiasinya atas program yang dijalankan Pemerintah Kota Surabaya dalam menangani sampah. Menurut Siti, banyak keteladanan yang bisa diambil dari Surabaya untuk direplikasi menjadi program nasional.

“Surabaya menampilkan keteladanan, di antaranya program pemberian insentif kepada pemulung yang dikaitkan dengan tempat daur ulang sampah,” kata Siti Nurbaya.

Penulis: HI/G17

Top