A Big Little Thing Called Ant

Reading time: 5 menit

Usia semut ratu dapat mencapai belasan tahun, karena ia selalu dijaga oleh semut pekerja sehingga terhindar dari ancaman yang mematikan. Secara langsung koloni sangat tergantung pada semut ratu. Jika ratu induk mati, koloni akan mati perlahan-lahan. Akan tetapi jika semut ratu induk yang berusia sekitar 2-10 tahun ini dapat digantikan oleh ratu lain atau semut pekerja yang fertil, usia koloni dapat diperpanjang.

Semut yang paling mudah dikenali adalah semut pekerja, karena merekalah yang berkeliaran mencari makan. Semut ratu lebih jarang ditemui, dan biasanya mereka ditemui sebagai semut bersayap. Sebenarnya sayap tersebut bersifat sementara, karena akan lepas dan membentuk cadangan makanan saat semut ratu selesai kawin. Selain dari sayapnya, semut ratu dikenali berbentuk mirip semut pekerja, namun memiliki ukuran tubuh dan bentuk toraks yang biasanya membesar. Semut pejantan juga memiliki sayap, namun penampakan tubuhnya biasanya lebih mirip tawon. Seperti semut ratu, semut pejantan juga memiliki oselus di kepala, namun kepala dan tubuhnya lebih kecil daripada semut ratu. Selain itu, mata pejantan biasanya besar dan ruas pertama sungutnya sangat pendek.

Skema kehidupan makhluk kecil yang terkesan rapuh ini ternyata sangat rapi, sepertinya semua telah diperhitungkan dengan tepat. Tak ada kesalahpahaman tentang siapa mengerjakan apa dan bagaimana seharusnya mereka mengerjakannya. Salah satu bentuk keahlian semut dalam merancang kualitas kehidupan koloni tampak pada sarang mereka.

Sebagian spesies semut bersifat monodomi, yaitu membentuk hanya satu sarang untuk setiap koloninya. Seringkali, suatu koloni semut membentuk lebih dari satu sarang atau bersifat polidomi. Rumah bersama ini bisa bermacam bentuk. Ada yang membuat di tanah berupa lubang atau gundukan, ada juga yang membentuk bola-bola pada daun, atau memanfaatkan lubang pada batang kayu.

Sarang menunjukkan bahwa semut merupakan arsitek mungil dengan karya yang luar biasa. Sebuah bangunan sarang diatur sesuai kebutuhan koloni dengan membagi-baginya sesuai fungsi ruang. Ruang penyimpanan makanan akan berbeda dengan ruang untuk bertelur. Sistem keamanan, kelembaban, hingga ukuran juga diperhatikan. Kelembaban memang merupakan faktor penting dalam hidup. Ukuran tubuhnya yang kecil membuat semut rentan kekeringan, terutama larva semut. Akan tetapi, lingkungan kering tidak selalu menjadi hambatan bagi semut, karena sebagian semut dapat memodifikasi lingkungan sekitar untuk disesuaikan dengan kebutuhan.

”Sarang menunjukkan bahwa semut merupakan arsitek mungil dengan karya yang luar biasa. Sebuah bangunan sarang diatur sesuai kebutuhan koloni dengan membagi-baginya sesuai fungsi ruang.”

Sarang yang dibentuk pada daun sebenarnya rawan terhadap penguapan, karena berada terbuka di udara bebas, dan berpotensi terkena angin dan sinar matahari langsung. Akan tetapi, semut-semut penghuni daun memiliki kemampuan melipat dan merekatkan dedaunan. Mereka memanfaatkan sutra yang dihasilkan larva mereka untuk merekatkan tepi-tepi daun, bahkan juga untuk membuat dinding penutup sarang. Dengan perlindungan anyaman dedaunan dan sutra larva, kelembaban sarang yang tepat dapat terjaga.

Beberapa jenis tumbuhan mengembangkan simbiosis yang unik dengan semut. Tumbuhan-tumbuhan ini memiliki struktur berongga untuk sarang semut yang telah menjaga mereka dari hama. Tumbuhan jenis ini disebut myrmokofit, contohnya tumbuhan sarang semut (Myrmecodia Pendans), yang terkenal sebagai tanaman berkhasiat obat dari Pulau Papua.

Top