Jamur Cordyceps, Indah Namun Mematikan

Reading time: 2 menit
Jamur Cordyceps menginfeksi seekor belalang. Foto: greeners.co/Ady Kristanto

Jika melihat film “Resident Evil”, yang terbayang di pikiran kita adalah adanya zombie yang tercipta dari manusia atau makhluk hidup lain yang terinfeksi oleh T-virus. Di kehidupan nyata hal ini juga terjadi di dunia serangga. Serangga-serangga yang menjadi zombie biasanya belalang atau semut, namun bukan T-virus yang menyebabkan serangga tersebut menjadi zombie, melainkan oleh jamur Cordyceps. Jamur Cordyceps dapat menginfeksi serangga dari ordo Orthoptera, Isoptera, Hemiptera, Coleoptera, dan Diptera, serta lebih spesifik pada larva dan pupa ordo Lepidoptera.

Terdapat sekitar 750 jenis jamur Cordyceps di dunia yang sudah dikenal dan semuanya menggunakan tubuh makhluk hidup lain sebagai tempat inang (bernaung). Namun, tidak semuanya jenis jamur tersebut berbahaya karena ada beberapa jenis yang berguna bagi pengobatan.

Umumnya serangga terinfeksi dikarenakan spora jamur Cordyceps menempel pada tubuh target inang. Ketika iklim terasa cocok untuk berkembang biak, maka hifa (akar jamur) akan menembus bagian tubuh serangga yang lunak. Selanjutnya jamur akan berkembang di dalam dan pada akhirnya mengambil alih sistem saraf serta otak hingga menjadikan serangga tersebut seperti zombie.

Serangga yang sudah menjadi zombie, akan dikendalikan oleh jamur Cordyceps. Dengan berjalan tertatih-tatih serangga tersebut dipaksa untuk bergerak ke arah atas batang atau daun menuju arah sinar matahari. Tidak lama setelah serangga tersebut mati, jamur Cordyceps akan tumbuh memanjang, menembus tubuh serangga, dan di bagian ujung jamur akan pecah dan menebarkan spora melalui udara lalu siklus alam pun kembali terulang.

Foto: greeners.co/Ady Kristanto

Foto: greeners.co/Ady Kristanto

Di koloni semut jenis tertentu, terdapat perilaku adaptasi untuk mencegah infeksi jamur Cordyceps. Semut-semut yang telah terkena jamur Cordyceps biasanya cepat diketahui oleh para semut penjaga. Semut-semut penjaga mengenali semut terinfeksi dari pola berjalannya, mereka yang telah terinfeksi akan berjalan tak wajar, lambat atau diam saja. Semut yang terinfeksi tersebut akan diangkut oleh semut penjaga lalu dibuang ke bawah hutan tropis agar koloninya tidak terkena infeksi jamur Cordyceps.

Di dunia pertanian, jamur Cordyceps banyak digunakan oleh para petani sebagai agen hayati dalam mengendalikan hama serangga. Contohnya, Cordyceps dengan spesifik jenis Cordyceps aff. militaris yang digunakan sebagai agens pengendalian hayati terhadap ulat api (Setothosea asigna) pada tanaman kelapa sawit.

Jadi, zombie-zombie serangga yang diciptakan oleh jamur Cordyceps tidak selamanya buruk, melainkan hal ini adalah proses alami dalam menjaga keseimbangan yang terjadi di alam.

Penulis: Ady Kristanto

Top