Cabai Merah, Bahan Masakan yang Dicintai Warga Indonesia

Reading time: 2 menit
Selain menjadi bumbu masakan, cabai juga menyimpan manfaat untuk kesehatan manusia. Foto: Shutterstock

Sebagai orang Indonesia, kita tentu sangat familiar dengan cabai merah. Tumbuhan yang berasal dari genus Capsicum ini sering masyarakat manfaatkan sebagai bumbu makanan serta penyedap rasa. Selain kaya guna, jenis cabai ini juga baik untuk kesehatan.

Cabai merah dikenal juga sebagai Capsicum annuum. Spesiesnya berasal dari ordo Solanales dan famili Solanaceae, sehingga berkerabat dengan cabai rawit atau Capsium frutescens.

Secara umum, kedua varietas tersebut merupakan komoditas favorit para petani. Dibanding cabai lainnya, permintaan C. annuum dan C. frutescens di pasaran tergolong sangat tinggi.

Di Tanah Air, buah cabai memiliki nama lain seperti lombok, mengkreng, cengis dan cengek. Walau sangat populer di dalam negeri, flora ini sejatinya berasal dari Peru, Amerika Selatan.

Distribusi dan Habitat Cabai Merah

Tanaman cabai merah pada dasarnya bisa kita jumpai di berbagai wilayah. Selain dijadikan komoditas ekspor, tumbuhan satu ini juga jamak publik budi dayakan dan jual di pasaran.

Warga Eropa dan Asia merupakan penikmat buah/sayuran tersebut. Ia masyarakat kenal menyimpan beragam nutrisi seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium dan berbagai vitamin.

Dalam sebuah penelitian, kandungan lasparaginase dan capsaicin pada cabai juga berperan sebagai antikanker. Karena itu, buahnya banyak pakar manfaatkan dalam dunia kedokteran.

Berbicara soal budi daya, cabai merah hidup di daerah berketinggian rendah sampai 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ia dapat beradaptasi pada suhu lingkungan 24-27 C.

Habitat C. annuum biasanya tidak terlalu lembap dan ditanam pada permukaan tanah yang datar. Daerah tersebut umumnya disinari matahari penuh dengan pH tanah berkisar 5,5-7.

Morfologi dan Ciri-Ciri Cabai Merah

Daun tanaman cabai merah bisa saja berbentuk telur, melonjong, oval, bahkan melanset. Bagian atasnya berwarna hijau, sedangkan bagian bawah berwarna hijau muda atau pucat.

Permukaan daun umumnya halus atau berkerut-kerut dengan panjangnya berkisar 3-11 cm. Lebarnya antara 1-5 cm, dengan bagian batang berwarna hijau muda atau hijau sedikit tua.

Akar cabai adalah akar tunggang yang terdiri atas akar utama dan akar samping. Bunganya berbentuk bintang, tumbuh melalui ketiak daun dalam keadaan tunggal atau bergerombol.

Diameter bunga tersebut antara 5-20 mm. Sebagai bunga sempurna, mahkota bunga cabai hadir dalam berbagai varian warna mulai dari putih, putih kehijauan, sampai keunguan.

Buah cabai merah sendiri merupakan bagian yang paling terkenal dari tumbuhan tersebut. Bentuknya tampak seperti lonceng, dengan ukuran lebih besar dan tebal dari cabai rawit.

Budi Daya dan Penanaman Cabai Merah

Menanam cabai merah sebenarnya tidak sulit, sebab tanaman ini tergolong sangat adaptif. Ia bahkan tidak memerlukan perawatan khusus, sehingga dapat ditanam di halaman rumah.

Tanaman cabai diperbanyak melalui biji, yang diambil dari tanaman sehat serta bebas hama. Pengambilan biji tersebut melalui proses pengeringan, umumnya dijemur selama 5-7 hari.

Waktu terbaik menanam cabai ini ialah pada akhir musim hujan. Namun agar harga jualnya tinggi, para petani biasanya menanam pada bulan Oktober dan panen saat bulan Desember.

Tak bisa dipungkiri, permintaan cabai merah di pasaran terus meningkat setiap tahunnya. Sepanjang tahun 2007-2011 saja, konsumsi cabai per kapita melonjak sebesar 0,48 %.

Temuan ini tentu sangat menggembirakan. Selain baik bagi perekonomian petani, tingginya permintaan tersebut memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir cabai dunia.

Taksonomi Spesies Capsicum Annuum

Penulis : Yuhan al Khairi

Top