Chinchilla, Hewan Menggemaskan yang Terancam Punah

Reading time: 3 menit
Gigi hewan ini tumbuh sepanjang hidupnya. Foto: Freepik

Nama chinchilla mungkin tidak setenar hewan pengerat lainnya. Spesies ini memiliki tampilan yang unik karena berbentuk badan seperti tikus, tetapi dengan ukuran badan yang menyerupai kelinci. Mereka juga mempunyai bulu tebal sehingga sangat menggemaskan.

Chinchilla tergabung dalam famili Chinchillidae dan genus Chinchilla. Hewan ini terbagi dalam dua jenis; C. brevicaudata (spesies ekor pendek) dan C. lanigera (spesies ekor panjang).

Baik kelompok ekor pendek maupun panjang, keduanya memiliki bulu-bulu tebal dengan warna abu-abu. Permukaannya sangat halus, bahkan lebih halus dibandingkan rambut manusia.

Hewan berordo Rodentia itu sejatinya berasal dari pegunungan Andes di Amerika Selatan. Ini dikenal sebagai lóng māo di Tiongkok, yang berarti “kucing naga” dalam Bahasa Indonesia.

Morfologi dan Ciri-Ciri Chinchilla

Tidak cuma ekor, kedua jenis chinchilla juga dapat kita bedakan melalui ukuran tubuhnya. Ekor pendek biasanya memiliki panjang 12–13 cm, sedangkan ekor panjang mencapai 22–38 cm.

Jenis ekor pendek biasanya memiliki bulu-bulu lebih tebal dibandingkan ekor panjang. Secara otomatis bobot tubuhnya pun lebih berat, tetapi umumnya hanya berkisar 1–1,5 kg saja.

Bulu-bulu lóng māo bisa sangat tebal karena tumbuh secara masif. Satu folikel rambutnya bisa menghasilkan 50 helai, sementara manusia mempunyai satu rambut dari satu lubang folikel.

Selain rambut, gigi satwa ini juga tumbuh sepanjang hidupnya. Mereka harus sesering mungkin menyungah makanan, demi menekan pertumbuhan gigi dan mengikis bagian yang panjang.

Di kedua sisi hidung hewan tersebut terdapat kumis panjang yang berguna sebagai sensor. Ini membantu untuk merasakan benda-benda di sekitar, mengingat matanya tidak terlalu awas.

Jika diperhatikan, corak bulu lóng māo sebenarnya berwarna kuning keabu-abuan. Beberapa spesies memiliki warna krem, putih dan eboni, bahkan ada pula yang berwarna safir dan ungu.

Habitat dan Distribusi Chinchilla

Seperti diketahui, chinchilla berhabitat di daerah Pegunungan Andes. Namun kedua spesiesnya memiliki distribusi yang berbeda, yakni meliputi wilayah Chili, Bolivia, Peru, hingga Argentina.

Spesies berekor panjang dapat dijumpai di pesisir tengah Chili, sedangkan ekor pendek berada di perbatasan Peru, Bolivia, Chili dan Argentina, pada ketinggian 3.000–5.000 meter di atas laut.

Sebagai hewan nokturnal, lóng māo mencari makan di waktu malam. Mereka tinggal di dalam lubang dan retakan batu bersama-bersama, dengan jumlah anggota mencapai 14–100 ekor.

Satwa mamalia ini bersifat omnivora, sehingga dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan. Di alam liar, mereka memakan semak-semak, kaktus, buah beri dan rumput, hingga serangga.

Bukan cuma memburu, lóng māo juga diburu oleh kelompok kucing liar dan rubah. Karena itu mereka hidup dalam kelompok besar, agar dapat melindungi masing-masing anggotanya.

Perlu diketahui, kerabat tupai ini bisa bertahan hidup antara 8–10 tahun. Status konservasinya tergolong membahayakan menurut IUCN Red List, karena terus mengalami penurunan.

Perilaku dan Kebiasaan Chinchilla

Bulu-bulu chinchilla yang tebal tidak memungkinkannya hidup di daerah panas. Suhu panas membuat tubuhnya berminyak, sehingga memerlukan lingkungan di bawah 20 derajat Celcius.

Selain itu, satwa satu ini tidak membersihkan diri dengan air. Mereka menggunakan debu untuk mandi, sebab disinyalir lebih ampuh meluruhkan minyak yang menempel pada tubuhnya.

Lagipula, air membuat bulu-bulu lóng māo yang tebal menjadi kusut. Saking tebalnya bulu-bulu itu, pakar menduga tidak ada kutu yang dapat hidup pada permukaan kulit mereka.

Untuk berkomunikasi, lóng māo mengeluarkan beragam jenis vokal yang hanya dimengerti oleh sebangsanya. Jangkauan vokal itu cukup luas, bergantung pada kondisi lingkungannya.

Betina memiliki sifat emosional yang lebih tinggi daripada jantan. Mereka dapat bersikap agresif pada betina lainnya, bahkan mampu menyerang spesies jantan saat musim kawin tiba.

Taksonomi Spesies Lóng Māo

Penulis : Yuhan al Khairi

Top