Codot Dayak, Unik karena Pejantan Miliki Kelenjar Susu

Reading time: 2 menit
Spesies ini memiliki moncong yang lebar dan rahang yang dalam. Foto: Inaturalist

Kelelawar buah Dayak atau codot Dayak (Dyacopterus spadiceus) merupakan endemik di paparan Sunda dan di Asia Tenggara, termasuk semenanjung Malaysia, Kalimantan, Indonesia bagian barat dan Filipina.

Spesies ini banyak bersarang di dekat gua kapur, sungai, dan di dekat pohon berbuah. Codot Dayak merupakan spesies terkecil dari Dyacopterus dan dianggap berukuran kecil hingga sedang sebagai kelelawar buah.

Menariknya, codot Dayak jantan memiliki kelenjar susu yang membesar sehingga menghasilkan sedikit susu. Saat ini masih diperdebatkan apakah kelelawar jantan dewasa mengasuh anaknya. Jika memang pejantan dewasa benar-benar merawat anaknya maka spesies ini dianggap monogami.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum Codot Dayak

Codot Dayak merupakan spesies terkecil dari Dyacopterus. Sebagai kelelawar buah, mereka memiliki tubuh berukuran kecil hingga sedang. Spesies dewasa memiliki berat 85 hingga 95 gram.

Sisi punggung mereka berbulu gelap, pendek berwarna cokelat keabu-abuan. Sisi perut mereka seringkali berwarna lebih terang. Bagian selaput sayap menempel pada jari kaki kedua. Ekornya kecil dan memiliki mata yang besar.

Spesies ini memiliki moncong yang lebar dan rahang yang dalam. Mereka memiliki formula gigi 2.1.1.2 di sisi dorsal dan 2.1.2.3 di rahang ventral. Ukuran giginya khusus sebagai hewan pemakan buah meski tak terlihat seperti pemakan buah yang keras dan besar.

Tidak ada dimorfisme seksual pada spesies ini. Sebab, spesies jantan memiliki kelenjar susu seperti halnya spesies betina yang membesar sehingga dapat menghasilkan sedikit susu.

Habitat dan Distribusi Penyebaran

Banyak tumbuh di hutan hujan tropis, khususnya di hutan yang penuh dengan berbagai buah-buahan.  Selain itu juga ada di pohon berlubang, pohon Ficus besar dan sekitar pohon buah-buahan yang mereka makan.

Makanan pokok mereka berasal dari buah pohon Ficus dan buah-buahan berbagai warna. Namun, hewan ini juga bisa memakan daun tertentu dengan kandungan estrogen yang tinggi. 

Reproduksi Codot Dayak

Hewan ini mencapai kematangan seksual saat memiliki massa 70 gram. Sang ibu biasanya melahirkan satu hingga dua anak.

Dalam hal pengasuhan anaknya, spesies ini sangat mirip dengan famili Pteropodidae. Individu jantan maupun betina tidak menyusui pada bulan September. Namun, kedua jenis kelamin ini menyusui pada bulan Juli dan Agustus.

Manfaat Codot Dayak

Sebagai pemakan buah, hewan ini berperan besar dalam penyebaran biji. Benih yang terlalu besar dibuang begitu saja ke hutan dan memiliki persentase perkecambahan yang tinggi.

Ladibocarpellus selangorensis, spesies tungau merupakan parasit kelelawar buah Dayak. Selain itu, kelelawar Leptocyclopodia brachythrinax memanfaatkan kelelawar buah Dayak sebagai inang.

Populasi Codot Dayak

Spesies ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan status “hampir terancam” seiring populasinya yang semakin menurun. Ini kemungkinan akibat dari penggundulan hutan di habitat aslinya.

Dari tahun 1990-an hingga 2005, Malaysia telah kehilangan sekitar 1.486.000 ha lahan alami, termasuk sejumlah besar hutan tua, tempat tinggal kelelawar buah Dayak.

Taksonomi Codot Dayak (Dyacopterus spadiceus)

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top