Jamur Dryad’s Saddle, Bentuknya Unik Tapi Mudah Membusuk

Reading time: 2 menit
Dalam waktu 3 hingga 4 minggu belatung akan mengerubungi jamur ini hingga membusuk dan berbau tak sedap. Foto: Inaturalist

Jamur Dryad’s saddle atau Polyporus squamosus termasuk kategori jamur yang dapat dimakan yang berasal dari famili Polyporaceae.

Jamur yang umumnya ditemukan tumbuh tumpang tindih satu sama lain ini biasanya muncul saat musim panas dan musim gugur. Selain itu, tubuh buah jamur dryad’s saddle sangat disukai oleh serangga ketika masak.

Uniknya, jamur dryad’s saddle tumbuh dengan bentuk yang berbeda bergantung pada tempat di mana mereka muncul. Ketika jamur ini muncul dari batang pohon, mereka akan tumbuh seperti pelana kuda.

Namun, ketika mereka muncul dari tunggul pohon yang sudah mati atau dari tanah, jamur ini akan tumbuh membentuk corong.

Hal menarik lainnya yaitu, dalam waktu 3 hingga 4 minggu belatung akan mengerubungi jamur ini hingga membusuk dan berbau tak sedap.

William Hudson, ahli botani dan apoteker Inggris pertama kali mendeskripsikan jamur ini pada tahun 1778 dengan nama Boletus squamosus. Kemudian di tahun 1821, Elias Magnus Fries ahli mikologi Swedia mengubah penamaan jamur ini menjadi Polyporus squamosus dalam karyanya Systema Mycologicum.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Tudung jamur ini berdiameter 10 hingga 60 cm dengan tebal 5 hingga 50 cm. Tumbuh saling tumpang tindih, seringkali tudungnya tumbuh melekat dengan batang pohon. Tudung tersebut berwarna kuning hingga cokelat. Sementara daging buahnya berwarna putih dan bertekstur keras saat dewasa.

Pada bagian bawah tudungnya terdapat pori-pori seperti tabung berbentuk oval tidak beraturan sedalam 5 hingga 10 mm. Pori tersebut awalnya berwarna putih, kemudian berubah menjadi krem saat sudah matang. Sementara itu, spora jamur ini berbentuk lonjong-ellipsodial, halus, berukuran 10-15 x 4-5,5µm dengan cetakan spora berwarna putih.

Habitat dan Distribusi

Jamur ini tumbuh saprobik pada kayu keras dan tunggul yang membusuk. Juga parasit pada kayu keras yang masih hidup seperti pohon sycamore, willow, poplar, dan kenari. Di samping itu, jamur ini dapat kita temukan di sebagian besar daratan Eropa, Asia, dan Amerika Utara.

Pemanfaatan Jamur Dryad’s Saddle

Saat masih muda bagian tudung jamur ini dapat kita makan karena masih bertekstur empuk. Di samping itu, jamur ini memiliki rasa seperti tepung dan tidak memilik bau yang khas.

Melansir berbagai sumber, jamur dryad’s saddle dapat kita goreng dengan daging asap dan sajikan di atas roti bakar. Namun perlu diperhatikan, sebelum kita olah jamur ini harus diirisi tipis-tipis untuk memastikan tidak ada belatung di dalamnya.

Ketika jamur sudah masak, kita tidak bisa lagi mengonsumsinya karena sudah terlalu keras untuk di gigit. Saat inilah jamur dryad’s saddle menjadi incaran lalat jamur yang akan bertelur di pori-pori jamur, dan dalam beberapa hari belatung akan menetas dan memakan jamur tersebut.

Taksonomi Jamur Dryad’s Saddle

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top