Studi Terbaru Temukan Plastik Berbahaya pada Tubuh Anak-anak

Reading time: 2 menit
Gawat, Studi Terbaru Temukan Plastik Berbahaya pada Tubuh Anak-anak
Foto : istimewa

Sebuah kabar mengejutkan datang dari sebuah studi yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jerman dan Robert Koch Institute belakangan ini, pasalnya para peneliti telah menemukan bahan-bahan plastik berbahaya pada tubuh anak-anak.

Dilansir dari Common Dreams, berdasarkan studi biomonitoring manusia yang dimuat di majalah mingguan Jerman, Der Spiegel para peneliti telah menemukan sebanyak 11 dari 15 bahan plastik terdapat pada tubuh anak-anak yang berusia 3 hingga 17 tahun.

Melalui pengujian sampel darah dan urin dari 2.500 anak yang dilakukan di antara tahun 2014 dan 2017, para peneliti mengatakan bahwa dari 97 persen sampel tersebut telah dinyatakan positif mengandung bahan-bahan plastik.

“Studi kami secara jelas menunjukkan bahwa bahan-bahan plastik yang produksinya sedang meningkat, semakin banyak juga ditemukan di dalam tubuh.” ujar Marike Kolossa-Gehring, salah satu penulis studi tersebut.

Menurut para peneliti, ditemukannya bahan-bahan plastik di dalam tubuh anak-anak ini dapat meningkatkan risiko disfungsi hormon. Hal tersebut bisa terjadi karena plastik yang berukuran sangat kecil seperti mikroplastik dapat meniru aksi hormon tertentu, sehingga mengganggu sistem endokrin manusia. Gangguan tersebut pada gilirannya dapat menyebabkan obesitas, penyakit metabolisme, kanker, gangguan reproduksi, penyimpangan perilaku atau menghambat perkembangan tubuh anak.

Gawat, Studi Terbaru Temukan Plastik Berbahaya pada Tubuh Anak

Foto : Shutterstock

Studi ini juga mengungkapkan bahwa subjek yang paling rentan dan beresiko terkena paparan plastik adalah anak-anak yang usianya lebih muda dan anak-anak yang berasal dari keluarga miskin. Adapun sumber paparan bahan-bahan plastik ini berasal dari benda-benda diantaranya seperti bungkus makanan, pakaian sintetis berbahan nilon dan poliester, wadah penyimpanan atau container box, rak kaset, karpet, bahkan mainan dan peralatan medis.

Asam Perfluorooktanoik

Selain itu, para peneliti mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan tingginya kadar asam perfluorooktanoik (PFOA) yang ditemukan dalam hasil studi yang mereka lakukan. Karena PFOA merupakan bahan kimia yang sangat persisten, bioakumulatif dan beracun yang mana sering digunakan dalam membuat peralatan masak anti lengket dan pakaian anti air.

Menurut Kementerian Lingkungan Jerman, bahan kimia PFOA ini berbahaya bagi sistem reproduksi dan hati. Rencananya Uni Eropa akan melarang penggunaan zat ini pada tahun 2020.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian lagi untuk menemukan bagaimana cara bahan-bahan plastik ini bisa memasuki tubuh dan solusi untuk meminimalkan risiko terkena paparan bahan-bahan plastik pada anak-anak.

Penulis: Diki Suherlan

Top