Yayasan Pangeran Charles Berkomitmen Sokong Fesyen Berkelanjutan

Reading time: 3 menit
Yayasan Pangeran Charles Sokong Fesyen Berkelanjutan
Yayasan Pangeran Charles Sokong Fesyen Berkelanjutan. Foto: Yoox Net-a-Porter.

Pakaian yang ramah lingkungan kian menjadi preferensi. Sementara para pengrajin dan masyarakat lokal sejak awal telah menerapkan cara tradisional yang ramah lingkungan. Inilah yang mendasari berdirinya Yayasan Pangeran Charles pada tahun 1986, sebuah inisiatif untuk mendukung warisan tradisi Skotlandia. Mulai dari pakaian rajut dan tartan khasnya hingga arsitektur, desain, dan hortikultura.

Menyadur dari tulisan Emily Farra via Vogue, hasil produk seni dengan cara konvensional erat dengan kesederhanaan dan bagaimana seseorang mengakali cara pembuatannya. Namun pada era digital ini, ternyata para pekerja tangan menghasilkan produk yang lebih kompleks dan berteknologi tinggi. Hal ini karena adanya kekhawatiran akan perubahan iklim, maka mode berkelanjutan semakin menjadi prioritas. Dalam sebuah wawancara di British Vogue edisi desember, Pangeran Charles membicarakan komitmennya akan gaya hidup keberlanjutan.

“Saya adalah tipe orang yang benci membuang apapun. Saya lebih baik merawatnya, bahkan kalau bisa ditambal, daripada menyingkirkannya. Sebisa mungkin saya meminimalisir sampah, termasuk sisa makanan. Saya lebih baik mengelolanya kembali supaya bisa digunakan.  Itulah mengapa saya sudah lama membiasakan kebutuhan akan ekonomi sirkular, daripada ekonomi linier yang hanya membuat, mengambil, dan membuang. Ekonomi linier membuat kita mengeksploitasi sumber daya alam yang makin menipis dengan cepat dan berlebihan,” tutur Prince of Wales ini.

Pangeran Charles Menginspirasi Desainer Terkemuka untuk Lebih Berkelanjutan

Beberapa tahun lalu, Pangeran Charles bertemu dengan CEO Yoox Net-a-Porter, Federico Marchetti, yang menyebutnya sebagai inspirasi akan mode berkelanjutan.

“Dia telah membicarakan tentang efek plastik sejak 1969, tahun kelahiran saya!” ujar Federico Marchetti.

Pada 2019, Marchetti dan Pangeran Charles mengumumkan kolaborasi pertama mereka. Mereka menyatukan para pengrajin dan pelajar di Italia dan Inggris untuk merancang dan membuat koleksi mode berkelanjutan.

“Tujuan kami adalah memberdayakan pengrajin masa depan dengan mengkombinasikan keahlian lama seorang pengrajin dengan teknologi kontemporer dan data-data yang terkumpul,” ujar Marchetti.

Yayasan Pangeran Charles Sokong Fesyen Berkelanjutan

Pada 2019, Marchetti dan Pangeran Charles mengumumkan kolaborasi pertama mereka. Mereka menyatukan para pengrajin dan pelajar di Italia dan Inggris untuk merancang dan membuat koleksi mode berkelanjutan. Foto: Yoox Net-a-Porter.

Dia melihat perkembangan para pengrajin yang mereka latih sangat menginspirasi. Para pengrajin dengan sepenuh hati memegang tujuan proyek, menggabungkan keterampilan konvensional mereka dengan teknologi kontemporer, dan bekerja sama untuk mencapai keberlanjutan.

Selama setahun terakhir, enam mahasiswa Italia dari laboratorium penelitian Politecnico di Milano, yaitu, Alice D’Andrea, Lorenzo Lanari, Giulia Albini, Andrea de Matteis, Francesca Galloni, and Andrea Paolini, mengerjakan desain, memanfaatkan alat kecerdasan buatan dan data dari Yoox Net-a-Porter. Di Skotlandia, seniman Inggris Graeme Bone, Jillian Halfpenny, Tracey Whalen, dan Nicole Christie menjalani pelatihan dalam produksi kecil di Dumfries House, markas besar Yayasan Pangeran Charles. Nantinya, mereka akan membuat sebagian besar koleksi dengan tangan.

Melestarikan Warisan Busana Tradisional 

November ini, koleksi finalnya diluncurkan secara global di Net-a-Porter, Yoox, Mr. Porter, dan Outnet. Produk-produk pakaiannya ada berbagai macam, beberapa di antaranya adalah kardigan kasmir panjang, yang bisa Anda pasangkan dengan celana panjang, atau sebagai gaun. Serta beberapa blus dari sutra Italia 100% organik, dan mantel dua sisi; campuran kasmir-merino, dengan sabuk. Para desainer menambahkan sabuk karena data yang menunjukkan preferensi yang kuat dari pelanggan Yoox dan Net-a-Porter untuk mantel dan ikat pinggang. Selain itu, ada juga sepasang kulot berwarna unta, dan blazer warna arang yang terinspirasi dari keinginan pelanggan.

Marchetti percaya bahwa meneruskan keterampilan konvensional para pengrajin adalah hal yang sangat penting bagi warisan industri mode. Pelanggan sangat menghargai kualitas yang terjaga serta keahlian seniman. Namun cara tradisional perlu berpadu dengan pentingnya inovasi kekinian yang sirkular, dan teknologi, serta prioritas pelanggan. Menjadi pengrajin yang kekinian dengan ‘menghargai masa lalu dan membangun masa depan’ adalah moto dari Yayasan Pangeran Charles.

Yayasan Pangeran Charles dan Marchetti akan terus mendukung dan membimbing para pengrajin saat mereka memulai karier. Selain keindahan dan fungsi dari koleksi ini, Marchetti berharap hal ini dapat menjadi cetak biru bagi seluruh industri untuk mengevaluasi kembali dampak lingkungan dan sosial produk yang mereka produksi.

“Tidak ada keraguan dalam pikiran saya, bahwa di masa depan kita akan melihat lebih sedikit koleksi, lebih sedikit produksi, lebih sedikit limbah, lebih banyak kreativitas, dan lebih peka dengan sekitar,” kata Marchetti.

“Para pengrajin mengalami secara langsung visi yang mereka bentuk bersama untuk masa depan industri model. Pengrajin terus mengasah keterampilannya, memegang teguh keberlanjutan, kolaborasi, berbagi pengetahuan, untuk membuat dampak yang positif,” pungkasnya.

Sumber:

Vogue

Penulis: Agnes Marpaung

Editor: Ixora Devi

Top