Mahasiswa UI Ciptakan Inovasi Beton Ramah Lingkungan dari Serat Rami

Reading time: 2 menit
Mahasiswa UI menciptakan inovasi beton ramah lingkungan dari serat rami. Foto: Berita UI
Mahasiswa UI menciptakan inovasi beton ramah lingkungan dari serat rami. Foto: Berita UI

Seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari Program Doktor Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik (FT), Maidina menciptakan inovasi ramah lingkungan dalam bidang konstruksi. Ia memanfaatkan serat rami terpintal sebagai tulangan alternatif beton lentur ramah lingkungan.

Serat rami merupakan komoditas serat alam yang memiliki potensi besar di Indonesia. Namun, saat ini serat rami masih banyak dimanfaatkan untuk tekstil, kerajinan tangan, dan tali menali, dibandingkan bahan konstruksi.

Maidina mengungkapkan bahwa serat rami yang tersedia melimpah secara lokal, bisa menjadi bahan alternatif untuk memperkuat beton pada proyek-proyek yang tidak membutuhkan struktur berat. Misalnya, jalan lingkungan, elemen taman kota, hingga komponen modular pada perumahan rakyat.

“Potensi ini sejalan dengan tren global dalam penggunaan material terbarukan untuk mengurangi jejak karbon industri konstruksi,” ujar Maidina dalam keterangan tertulisnya.

Dalam penelitiannya, Maidina menyoroti potensi serat rami yang diproses menjadi benang 2 ply dan 3 ply untuk memperkuat beton lentur dalam penelitiannya. Ia menemukan bahwa serat rami 3 ply menunjukkan performa struktural terbaik. Serat ini memiliki daya kuat tarik rata-rata mencapai 123,34 MPa dan elongasi hingga 30,87%. Bahkan, peningkatan deformasi lentur beton yang diperkuat serat ini mencapai 27,29%.

Selain itu, ia juga menganalisis degradasi serat setelah pembenaman dalam beton selama 84 hari. Hasil analisis mikrostruktur, FTIR, dan TGA menunjukkan adanya interaksi kimia antara serat dan semen. Interaksi tersebut menyebabkan penurunan sifat mekanis serat secara bertahap.

Meski demikian, serat rami 3 ply dengan diameter 4–7 mm memperlihatkan ketahanan yang menjanjikan. Terutama untuk aplikasi non-struktural, seperti panel dinding, trotoar, atau elemen arsitektural dekoratif.

Maidina punya harapan besar terhadap temuannya. Ia berharap temuan ini dapat membuka peluang besar untuk diterapkan dalam industri konstruksi. Khususnya untuk mendukung program pembangunan ramah lingkungan di Indonesia.

Raih Gelar Doktor Berkat Serat Rami

Berkat penelitiannya, Maidina meraih gelar Doktor Teknik dengan predikat Sangat Memuaskan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92. Ia tercatat sebagai doktor ke-81 dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, sekaligus doktor ke-613 di FTUI, setelah mengikuti sidang terbuka promosi doktor.

Keberhasilan Maidina bukan hanya merupakan capaian akademik, melainkan juga kontribusi nyata dalam memperluas pemanfaatan sumber daya lokal Indonesia. Dekan FTUI, Kemas Ridwan Kurniawan menyebut penelitian ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal dapat menghadirkan solusi inovatif. Terutama dalam tantangan global di bidang konstruksi ramah lingkungan.

“Ini sejalan dengan komitmen FTUI untuk terus mendorong riset multidisipliner yang berdampak nyata bagi masyarakat dan industri. Saya berharap inovasi yang dihasilkan Maidina dapat mendorong lebih banyak riset dan kolaborasi industri untuk mengoptimalkan serat rami sebagai material konstruksi masa depan,” kata Kemas.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top