Mahasiswa ITB Kembangkan Ide Bisnis Pembalut dari Limbah Pelepah Pisang

Reading time: 3 menit
Mahasiswa ITB mengembangkan ide bisnis pembalut dari limbah pelepah pisang. Foto: Berita ITB
Mahasiswa ITB mengembangkan ide bisnis pembalut dari limbah pelepah pisang. Foto: Berita ITB

Sekelompok mahasiswa dari Program Studi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara tiga dalam ajang kompetisi bisnis antarkampus. Mereka menciptakan ide bisnis ramah lingkungan, yakni pembalut dari limbah pelepah pisang.

Ajang Business Plan Competition ini merupakan bagian dari kompetisi Agricultural Food Competition (AFC) Season 16. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

Tim dari ITB yang bernama The Bananabees ini terdiri dari tiga anggota, yaitu Salwa Salsadila, Kezia Wira Keren, dan Diola Suprapti. Dalam kompetisi tersebut, The Bananabees memilih subtema Utilization of Agriculture Waste and Material.

Ide bisnis mereka fokus pada pengelolaan limbah secara berkelanjutan. Maka dari itu, The Bananabees mengusung ide inovatif berupa pembalut biodegradable. Pembalut dari limbah pelepah pisang itu mereka beri nama Mennapads.

BACA JUGA: Peneliti BRIN Ubah Pelepah Pisang Jadi Wadah Makanan

Mereka merancang Mennapads dengan lapisan awal dan akhir yang terbuat dari bioplastik. Mereka juga memastikan produk ini dapat terurai secara alami 100 persen. Selain itu, kemasannya juga menggunakan bioplastik agar bisa terurai dan tidak mencemari lingkungan.

Kompetisi AFC Season 16 ini berlangsung dari 1 Januari hingga 23 Februari 2025. Kompetisi tersebut mengusung tema The Actualization of Sustainable Development Goals through Agricultural Innovation in the Society 5.0 Era. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk mendorong generasi muda dalam mengembangkan ide bisnis inovatif di bidang pertanian yang berkelanjutan.

Mahasiswa ITB mengembangkan ide bisnis pembalut dari limbah pelepah pisang. Foto: Berita ITB

Mahasiswa ITB mengembangkan ide bisnis pembalut dari limbah pelepah pisang. Foto: Berita ITB

Atasi Dua Permasalahan Utama

Mennapads, produk pembalut ramah lingkungan ini dirancang untuk mengatasi dua permasalahan utama. Pertama, produk ini bertujuan untuk mengurangi limbah plastik yang dihasilkan oleh pembalut konvensional.

Saat ini, sekitar 95 persen wanita di Indonesia menggunakan pembalut sekali pakai yang berkontribusi pada timbunan sampah plastik hingga 26 ton setiap harinya. Dengan hadirnya Mennapads, penggunaan pembalut berbahan plastik bisa berkurang sehingga membantu mengurangi pencemaran lingkungan.

Kedua, Mennapads memanfaatkan limbah pertanian, khususnya pelepah pisang sebagai bahan baku utama. Pelepah pisang tersebut mereka olah menjadi lapisan penyerap alami yang menggantikan bahan sintetis dalam pembalut.

BACA JUGA: Ilmuwan Ciptakan Ubin dari Jamur, Bikin Bangunan Lebih Sejuk!

Salwa, salah satu anggota Tim The Bananabees, menjelaskan bahwa dalam sistem produksi pisang, satu pohon hanya menghasilkan satu tandan pisang sebelum akhirnya ditebang. Akibatnya, limbah pelepah pisang terus meningkat, dengan perkiraan produksi mencapai 640.000 batang per tahun. Limbah ini sering terabaikan dan berakhir sebagai sampah organik.

Nah, kami melihat limbah pertanian yang sering terbuang sia-sia sebagai peluang besar dan ingin mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai,” ucap Salwa dalam keterangan tertulisnya.

Kezia, anggota lainnya, menambahkan bahwa Mennapads juga berkontribusi pada ekonomi sirkular dengan memberdayakan petani lokal. Bahkan, bisa membuka peluang ekonomi baru di sektor pertanian.

Utamakan Isu Keberlanjutan

Selama kompetisi, The Bananabees mendapatkan bimbingan dari dosen Kelompok Keahlian (KK) Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk SITH ITB, Indrawan Cahyo Adilaksono. Dengan bimbingan dari Indrawan, tim berhasil meningkatkan kualitas konsep bisnis dan pengembangan produk agar memenuhi kriteria inovasi pertanian yang berkelanjutan.

Menurut mereka, isu keberlanjutan dalam pertanian harus menjadi perhatian utama. Sebab, kesehatan dan kesuburan tanah berperan penting dalam menjaga produktivitas pertanian jangka panjang. Tanah yang terdegradasi akibat pencemaran dan praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan dapat mengancam ketahanan pangan serta kesejahteraan petani di masa depan.

Melihat inovasi ini, Indrawan berharap lebih banyak inovasi yang memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan baku industri dapat mendukung keberlanjutan lingkungan. Ke depannya, Tim The Bananabees juga berharap dapat mengembangkan Mennapads lebih lanjut. Dengan demikian, produksi massal Mennapads bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah limbah plastik serta mendukung kesehatan wanita.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top