Jakarta (Greeners) – Di tengah kelangkaan listrik yang masih menjadi persoalan di daerah-daerah terpencil, penerangan jalan di desa-desa pun seringkali sulit terwujud. Dari kondisi inilah, Noer Chanief (60) hadir di tengah kegelapan dengan menciptakan inovasi yang memanfaatkan kekuatan angin dan matahari, untuk menerangkan gelapnya jalan desa-desa di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Sejak 2015, Chanief menciptakan sebuah teknologi pembangkit energi terbarukan hibrida bernama Omset Pintar (Omah Setrum Pintar). Dengan menggabungkan energi angin dan surya, teknologi ini bisa menghasilkan listrik dari sumber energi terbarukan.
Beberapa desa seperti Sukorejo, Tutup, dan Kalisangku, serta beberapa desa lain di Kecamatan Ngawen, telah merasakan manfaat dari inovasi ini. Total ada sekitar sepuluh desa yang menjadi tahap awal pemasangan Omset Pintar, dengan pembangunan pertama di Blora.
BACA JUGA: BRIN dan UI Kembangkan Sistem Inovatif untuk Keselamatan Reaktor Nuklir
“Listrik ini bisa membantu masyarakat di desa-desa yang ada di Blora, karena desa-desa di Blora itu kebanyakan di tengah hutan. Jangkauan listrik dari PLN juga tidak ada. Dengan inovasi pemanfaatan angin dan matahari ini, warga yang ada di kawasan merasa terbantu dengan hadirnya listrik yang tanah lingkungan ini,” ujar Chanief dalam wawancaranya bersama Greeners.
Seiring waktu, inovasi Omset Pintar mulai masyarakat kenal luas. Alat ini ada di berbagai lokasi wisata di Kabupaten Blora, yang juga belum terjangkau jaringan listrik PLN. Mulai dari tahun 2017, teknologi ini semakin berkembang untuk digunakan di daerah terpencil.
Rancang Omset Pintar Mudah Dirakit
Berkat keberhasilan ini, pada tahun 2018 Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengundang Chanief untuk mempresentasikan inovasinya. Tahun itu, ia mencoba memproduksi 10 unit, kemudian bertambah lagi 16 unit di tahun berikutnya. Selebihnya, masyarakat dari berbagai daerah secara mandiri semakin banyak memesan teknologi ini.
Dalam proses pengembangannya, Omset Pintar dirancang agar mudah dirakit dan tidak memerlukan teknologi canggih atau material yang sulit diperoleh. Chanief memang tidak mematenkan atau memproteksi teknologi ini untuk dirinya sendiri.
Sebaliknya, ia justru ingin agar masyarakat bisa meniru dan memproduksi sendiri, sehingga desa-desa lain bisa mandiri dalam menghadirkan listrik. Dalam satu paket Omset Pintar, terdiri atas satu unit kincir angin dan 20 tiang lampu penerangan desa, dengan kisaran biaya antara 40 hingga 45 juta rupiah tergantung medan lokasi.
Hingga kini, pemanfaatan Omset Pintar masih didominasi untuk penerangan desa, dan belum digunakan secara luas untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, sudah mulai ada rencana pengembangan, seperti pemasangan di lima rumah di daerah Garut.
Sosok Guru dan Inovator
Menariknya, sosok Chanief ini bukan berasal dari latar belakang elektro, melainkan dari jurusan teknik kendaraan ringan (otomotif). Ia juga merupakan pensiunan guru SMK Negeri 1 Blora, yang mengembangkan inovasi ini secara otodidak berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya di bidang teknik.
Perjuangan Chanief membuat teknologi ini tak sia-sia. Manfaatnya begitu berdampak untuk masyarakat sekaligus mendorong energi bersih sebagai sumber listrik. Kini, sudah ada 57 unit kincir Omset Pintar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
BACA JUGA: Yeti Can Crusher, Alat Penghancur Kaleng untuk Mudahkan Daur Ulang
“Karena dulu masih berstatus pegawai negeri, mobilitasnya terbatas. Namun, setelah pensiun pada 1 Mei 2025, saya lebih leluasa mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi ini,” ungkapnya.
Chanief berharap teknologi ini bisa terus berkembang dan diwariskan kepada generasi muda. Oleh karena itu, ia selalu menggandeng siswa-siswa sekolah untuk ikut dalam melakukan proses pengembangan teknologi.
“Saya ingin menunjukkan bahwa energi baru terbarukan tidaklah sesulit yang mereka bayangkan. Bahkan, generator pun bisa kita rakit sendiri dengan biaya murah. Dengan kesabaran dan ketekunan, teknologi ini bisa kita buat dalam waktu 3 minggu hingga 1 bulan,” ungkapnya.
Atas inovasinya, Chanief juga berhasil menerima penghargaan nasional sebagai inovator dari negara pada 30 Januari 2020. Penghargaan tersebut diberikan oleh Presiden Joko Widodo melalui BRIN.
Selain itu, pada tahun 2020 Chanief juga membimbing tiga orang siswa dari SMK Negeri 1 Blora dengan menciptakan inovasi Dakasyagi (Sepeda Bekas Kaya Energi). Inovasi ini memadukan sepeda bekas dengan motor dinamo listrik. Sehingga bisa menghasilkan energi listrik ketika dikayuh.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia












































