sampah plastik
Aktor Tanah Air yang kini kerap menghiasi layar internasional, Joe Taslim, mulai memperhatikan fenomena sampah plastik Indonesia. Dia pun mengambil langkah sederhana yang kini rutin dia lakukan
Aspek yang menyebabkan Indonesia masih belum dapat mendaur ulang sampah plastik secara maksimal salah satunya karena kurangnya minat pabrik daur ulang.
Sejak beroperasi pada 1989, jumlah sampah Ibu Kota yang dikirim ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang telah mencapai 39 juta ton.
Satu reaktor dapar memproses 30 kilogram plastik dalam waktu sekitar 90 menit dan setiap 10 kilogram sampah yang masuk menghasilkan 9 liter bahan bakar.
Untuk mengurangi timbulan sampah, masyarakat harus melakukan pemilahan, misalnya, dengan memakai kembali plastik bekas sisa belanja online.
Produsen memiliki kewajiban untuk mengatasi persoalan sampah bersama pemerintah dan masyarakat sesuai Peraturan Menteri LHK No. P 75 Tahun 2019.
Studi LIPI mencatat belanja online cenderung meningkat semasa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau kegiatan bekerja dari rumah (WFH).
Seorang biksu Buddha bernama Phra Maha Pranom Dhammalangkaro berinisiatif mendaur ulang botol plastik dan mengubahnya menjadi jubah biksu.
Bersama pemuda di Bangka Belitung, Sonia Fergina Citra, membuat sebuah komunitas yang diberi nama “Diberi untuk Memberi.”
Dibutuhkan langkah mandiri untuk mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari mulai dari menolak tutup cangkir hingga membawa wadah sendiri.
Aspal jalanan dari sampah plastik dinilai menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan, sebab, menimbulkan emisi beracun.
Di India terdapat kafe yang menerima pembayaran dengan sampah plastik bernama “Garbage Café” atau “Kafe Sampah”, yang berlokasi di Ambikapur.
Karton atau kemasan kemasan kardus sebagai pengganti kemasan mulitpak plastik.