Greeners 9th Anniversary: Journalism On Bike

Reading time: 19 menit
Foto: greeners.co

Foto: greeners.co

Jurnal Gilimanuk-Tabanan

4 September 2014, Day 13

Wangi bunga dan sesajen khas warga Bali meruap di udara pagi ini. Hari ini, kami akan menaklukan tanjakan-tanjakan panjang di Taman Nasional Bali Barat yang terbentang dari Gilimanuk hingga Negara.

Tepat pukul 08.00 WITA, tim Journalism On Bike melakukan pemanasan. Kegiatan ini menjadi menu wajib di pagi hari sebelum melakukan perjalanan selain sarapan tentunya. Usai pemanasan, tidak lupa kami berdoa untuk keselamatan selama perjalanan.

Saat meninggalkan penginapan, kami baru menyadari kalau didaerah ini dua budaya, yakni budaya Jawa dan Bali, saling berdampingan. Ini karena di Gilimanuk banyak pendatang yang berasal dari pulau Jawa.

Matahari mulai meninggi. Kami akhirnya tiba di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Rindangnya pohon di kanan dan kiri jalan dengan seketika melenyapkan rasa panas yang sebelumnya terasa membakar kulit.

Di balik rindangnya pohon, kami sesekali melihat tingkah menggemaskan beberapa ekor monyet yang hilir mudik di sepanjang taman nasional. Terkadang kami pun berhenti di dekat monyet sekadar memberi mereka makan dengan melemparkan roti atau kacang yang kami punya.

Kontur jalan yang berbukit di kawasan Taman Nasional Bali Barat membuat kami terperangah. Tanjakan yang panjang dengan kemiringan yang curam membuat kami berusaha ekstra keras mengerahkan tenaga yang masih tersisa setelah 12 hari bersepeda.

Bergantian saling mendorong atau berpegangan ke mobil logistik akhirnya menjadi pilihan untuk menaklukan tanjakan yang memang sulit untuk dilalui sepeda.

Setelah bersusah payah, akhirnya kami tiba di Kota Negara pada pukul 09.20 WIB. Mampir di kios kecil dipinggir jalan, kami minum dan mengganjal perut dengan makanan ringan yang tersedia untuk sejenak. Sekitar 20 menit beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Tabanan.

Dari Kota Negara menuju Tabanan, kontur jalan yang kami lalui masih sama, jalan yang berbukit dengan tanjakan yang panjang dan curam serta turunan pendek yang sesaat bisa membantu meringankan perjalanan.

Sepanjang jalan, kami disuguhi khazanah budaya khas Bali. Ibu-ibu hilir mudik menggunakan kebaya khas Bali dan para Bapak yang membersihkan pura sebelum berdoa.

Tidak terasa, 1.250 kilometer sudah kami tempuh. Di Kabupaten Jembrana, tim Journalism On Bike untuk beristirahat dan makan siang pada pukul 12.30 WITA. Menu Jawa dan Bali menjadi pilihan di rumah makan yang kami singgahi yang berada tepat di pinggir pantai.

Saat jarum jam menunjukan pukul 13.30 WITA, kami bergegas melanjutkan perjalanan. Tanjakan masih saja menjadi rintangan utama yang harus kami taklukan untuk sampai di kota Tabanan.

Pukul 15.00 WITA, kami tiba di kawasan pantai Soka, dimana di sana berdiri kokoh museum ogoh-ogoh khas Bali. Sejenak mengganjal perut dengan roti dan menyegarkan tenggorokan dengan minuman dingin, kami langsung melanjutkan perjuangan menghabisi tanjakan yang masih tersisa hingga Tabanan.

Sekitar 20 kilometer menjelang Kabupaten Tabanan, kami mulai disuguhi dengan tanjakan yang lebih menantang. Selain tanjakan yang panjang dan curam, disinipun kami harus ekstra hati-hati dikarenakan jalan berbukit ditambah berkelok-kelok yang menuntut kami lebih berkonsntrasi.

Tepat pukul 17.00 WITA, kami tiba di Tabanan. Sebuah penginapan kecil menjadi tempat istirahat bagi kami malam ini sebelum mencapai Kota Denpasar, tempat yang ditetapkan sebagai titik finish rangkaian perjalanan Journalism On Bike 2014.

(Tim Journalism On Bike)

Top