Pelestarian Wisata Berwawasan Lingkungan dalam Parahyangan Green Challenge 2015

Reading time: 2 menit
Foto: dok. Parahyangan Green Challenge 2015

Kepulauan Seribu (Greeners) – Sebuah pergerakan pelestarian lingkungan dari mahasiswa Universitas Parahyangan kembali digelar. Dengan mengangkat tema “Wisata yang berwawasan lingkungan berdasarkan pengabdian masyarakat (community based ecotourism)”, acara bertajuk Parahyangan Green Challenge (PGC) 2015 ini dilangsungkan di Kepulauan Seribu sebagai lokasi utama penyelenggaraan acara yang berlangsung pada tanggal 2-4 Agustus 2015.

Selama tiga hari penyelenggaraannya, acara ini bertujuan untuk mengembangkan wisata alam Kepulauan Seribu yang ramah lingkungan sehingga dapat menarik minat turis, baik lokal maupun internasional. Selain itu, acara ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal melalui pengelolaan kebersihan wisata alam.

“Acara ini mulai dipersiapkan sejak awal Agustus 2014 dan telah melewati berbagai tantangan, dimulai dari pengumpulan dana dan membangun kepercayaan masyarakat lokal di Kepulauan Seribu,” ungkap Carlos Roberto Morgen Wiria selaku Ketua dari Parahyangan Green Challenge 2015 dalam siaran pers yang diterima oleh Greeners, Minggu (09/08).

Foto: dok. Parahyangan Green Challenge 2015

Foto: dok. Parahyangan Green Challenge 2015

Acara PGC 2015 dibuka secara resmi di Universitas Parahyangan, Bandung pada Minggu (02/08) lalu. Hari pertama tersebut diisi dengan pemaparan materi dan sharing dari setiap pembicara untuk membekali para peserta mengenai ecotourism dan kondisi Kepulauan Seribu. Hari berikutnya, para peserta berangkat menuju destinasi pertama, yaitu Pulau Pramuka untuk melakukan penanaman 1.000 mangrove yang bekerjasam dengan Komunitas Kesemat dari Universitas Diponegoro dan didukung oleh Bupati Kepulauan Seribu.

“Perjalanan berlanjut menuju Pulau Payung untuk melakukan pembersihan pesisir pantai melalui sosialisasi kepada masyarakat lokal yang ikut didukung oleh Ketua RT setempat dan untuk bersama-sama memiliah dan memindahkan sampah organik dan anorganik di lokasi yang telah ditentukan,” ujar Carlos.

Di hari terakhir pelaksanaan PGC 2015, para peserta mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Pulau Tidung. Sosialisasi ini, lanjut Carlos, bertujuan untuk mencari tahu keadaan dan potensi yang dapat dikembangkan, terutama yang berhubungan dengan wisata kebersihan alam. Para peserta juga melakukan presentasi kepada Lurah, 4 Kepala RW, dan 29 Kepala RT untuk bersama-sama berdiskusi mengenai solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebersihan dan pesona wisata alam Pulau Tidung.

“Panitia PGC 2015 menyadari bahwa acara yang berlangsung selama 2 hari di Kepulauan Seribu ini tidaklah cukup, namun harapannya melalui segelintir mahasiswa yang mau peduli terhadap kebersihan dan kelestarian wisata alam Kepulauan Seribu ini dapat terus berkesinambungan dan memberikan dampak perlahan kepada para masyarakat lokal dan wisatawan asing yang berkunjung,” pungkas Carlos.

Foto: dok. Parahyangan Green Challenge 2015

Foto: dok. Parahyangan Green Challenge 2015

Sebagai informasi, PGC 2015 yang bertarafkan internasional ini melibatkan 50 orang yang terdiri dari mahasiswa Unpar dan mahasiswa internasional yang terpilih melalui tahap seleksi, komunitas lingkungan hijau.

PGC 2015 juga menghadirkan pembicara yang terdiri atas Gloria Marcella Morgen Wiria sebagai Founder dari Parahyangan Green Challenge dan Glow For Indonesia, Siwi Nugraheni, SE., M. Env sebagai perwakilan dari Unpar, Ranitya Nurlita dari Hilo Green Ambassador, Kamila Andini sebagai Produser Film Dokumenter Eko-wisata, Vanessa Letizia dari Greeneration Indonesia serta Gracia Paramitha sebagai Global Youth Advisor UNEP.

Penulis: Renty Hutahaean

Top