Jakarta (Greeners) – Warga Desa Jati Mulyo, Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi melakukan restorasi lahan gambut yang telah rusak dengan cara tanam ribuan pohon. Sejak tahun 2022 ada sebanyak 15.112 bibit yang telah mereka tanam di lahan seluas 15 hektare.
Inisiatif penanaman pohon ini merupakan bagian dari program Sumatra Peatland Restoration yang digagas oleh Belantara Foundation. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan Jejakin, Gojek, One Tree Planted, dan Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Wono Lestari. Program ini bertujuan untuk melindungi dan memulihkan (restorasi) lahan gambut melalui agroforestri di Desa Jati Mulyo. Hal itu telah dimulai sejak pertengahan 2022 dengan melibatkan masyarakat setempat.
BACA JUGA: WWF dan Epson Tanam 200.000 Pohon untuk Restorasi Lahan di Kalteng
Sampai saat ini, program penanaman pohon tersebut masih terus berlanjut. Desa Jati Mulyo merupakan wilayah perhutanan sosial (Hutan Kemasyarakatan/HKm) seluas 93 hektare. Letaknya di dekat Hutan Lindung Gambut Londrang, sebuah kawasan hidrologi gambut penting di Provinsi Jambi.
Beberapa kawasan di desa ini juga rentan terhadap kebakaran lahan gambut karena air permukaan yang lebih kering dan dekomposisi tanah gambut. Oleh karena itu, pengembangan program restorasi lahan gambut yang terdegradasi bisa membantu memperbaiki kondisi air dan mengurangi bahaya kebakaran di kawasan ini.
Pulihkan Kawasan Hutan
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna mengatakan bahwa melalui skema perhutanan sosial, masyarakat lokal di Indonesia dapat memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan hutan. Skema ini juga secara bersamaan dapat berkontribusi dalam memulihkan kawasan hutan.
Menurutnya, skema tersebut telah menciptakan kondisi yang mendukung restorasi lahan gambut secara jangka panjang. Hal ini juga bisa mendorong peningkatan sosial-ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan.
βSalah satu cara untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat, dalam pemulihan lahan gambut terdegradasi adalah dengan mengajak mereka menanam jenis tanaman agroforestri atau MPTS (multi-purpose tree species), di lahan gambut terdegradasi,” kata Dolly lewat keterangan tertulisnya, Selasa (14/1).
Selain itu, tanaman agroforestri juga memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat. Di antaranya sebagai sumber pangan, membantu mengatur hidrologi, meningkatkan biomassa, memperbaiki kualitas tanah, serta meningkatkan produktivitas lahan yang terdegradasi.
Jenis Bibit Beragam
Sampai saat ini, berbagai implementasi program telah dilakukan. Di antaranya penyiapan dan penguatan kapasitas kelompok masyarakat, serta penyiapan bibit dan lahan. Program ini mencakup penanaman dan perawatan sekitar 32.392 bibit tanaman multi-manfaat di lahan seluas 45 hektare, serta pembangunan kebun bibit dan pondok kerja. Selain itu, para mitra juga melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan keberhasilan program.
BACA JUGA: KKP Tanam 500 Pohon untuk Wujudkan Lingkungan Sehat
Penanaman yang sudah mencapai belasan ribu itu mendapat dukungan dari Jejakin. Jenis bibit yang warga tanam adalah tanaman MPTS. Contohnya, pinang (Areca catechu), nangka (Artocarpus heterophyllus), jengkol (Archidendron pauciflorum), dan kopi robusta (Coffea canephora).
Chief Growth Officer Jejakin, Sudono Salim mengatakan Jejakin berkomitmen untuk mendukung program restorasi lahan gambut. Partisipasi Jejakin pada program ini ikut membantu menciptakan solusi keberlanjutan lingkungan berbasis teknologi.
“Dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman tanaman agroforestri, kami tidak hanya berkontribusi pada pemulihan ekosistem yang rusak. Kami juga mendorong keberlanjutan ekonomi lokal,” kata Sudono.
Selain itu, teknologi dari Jejakin memungkinkan monitoring pertumbuhan pohon yang ditanam secara real-time. Sehingga, bisa membantu transparansi dan keberlanjutan dalam program ini.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia