Reuse Tour 2024: Keliling Mengenal Praktik Guna Ulang Indonesia

Reading time: 3 menit
Reuse Tour 2024. Foto: Dietplastik Indonesia
Reuse Tour 2024. Foto: Dietplastik Indonesia

Jakarta (Greeners) – Dietplastik Indonesia dan Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) Asia Pasific berhasil menyelenggarakan Reuse Tour 2024. Dalam tur tersebut, sejumlah anggota GAIA dari beberapa negara Asia mengunjungi lokasi praktik bisnis guna ulang di Indonesia. Para peserta juga mengikuti pembelajaran soal guna ulang untuk memperluas praktik guna ulang di Asia.

Deputy Director Dietplastik Indonesia, Rahyang Nusantara mengatakan, reuse atau guna ulang merupakan sebuah sistem. Dalam menciptakan sistem ini, tentu tidak bisa bergerak sendirian.

BACA JUGA: Tekan Laju Sampah 2024, Perlu Perkuat Komitmen Guna Ulang

“Pada Reuse Tour kali ini, kami ingin menunjukkan kepada para peserta dari berbagai negara terkait sistem guna ulang yang sudah terimplementasi di Indonesia. Kami berkunjung ke beberapa bisnis rintisan yang ada di Jakarta. Tujuannya untuk mendapatkan pembelajaran terkait sistem guna ulang yang berhasil mereka bentuk dan jalankan,” ungkap Rahyang lewat keterangan tertulisnya, Selasa (22/1).

Menurut Rahyang, dalam menggerakkan guna ulang juga membutuhkan banyak pihak yang terlibat demi menciptakan sistem yang sempurna. Kini, Dietplastik Indonesia telah bekerja sama dengan pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat sipil. Kerja sama ini penting untuk menciptakan sistem guna ulang yang mudah diakses dan diimplementasikan.

Ilustrasi bisnis guna ulang. <yoastmark class=

Kunjungi Bisnis Rintisan Guna Ulang

Agenda Reuse Tour 2024 tampak berbeda. Mereka menunjukkan implementasi bisnis guna ulang secara nyata kepada para pionir gerakan guna ulang Asia. Salah satunya, mengunjungi praktik bisnis guna ulang yang ALNER kelola.

ALNER merupakan sebuah bisnis rintisan guna ulang yang memiliki proyek percontohan dengan menjual produk kebutuhan rumah tangga. Selain itu, mereka juga menjual makanan ringan yang dapat masyarakat beli di warung dan toko modern dengan kemasan guna ulang.

“Dengan ALNER, kami menyediakan produk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya inklusif dan semua orang bisa akses. Kami menjual produk-produk secara daring ataupun luring. Sehingga, dapat menjangkau konsumen yang terbiasa membeli barang di pasar tradisional maupun toko modern,” jelas Enviu Zero Waste Living Lab Program Indonesia Lead, Darina Maulana.

BACA JUGA: Isi dan Guna Ulang Solusi Tepat Kurangi Plastik

Di Indonesia, warung menjadi salah satu ciri khas sebagai tempat berbelanja masyarakat yang sering banyak kita jumpai. Melihat potensi tersebut, ALNER pun memfokuskan agar dapat bekerja sama dengan warung sebanyak mungkin.

“Sehingga, produk guna ulang ini dapat masyarakat akses di mana pun, seperti halnya berbelanja di toko modern,” imbuh Darina.

Mengenali Proses Bisnis Guna Ulang

Selain mengunjungi ALNER, Reuse Tour juga memberikan kesempatan untuk melihat langsung elemen penting dari bisnis guna ulang, yaitu proses pengumpulan, pencucian kemasan, dan pengisian kembali. Tiga proses yang menjadi elemen penting dalam bisnis guna ulang diperoleh dari kunjungan peserta ke Kecipir.

Kecipir merupakan salah satu bisnis rintisan yang menjual produk pertanian dan pangan sehari-hari dengan mengedepankan bisnis berkelanjutan. Saat ini, Kecipir sudah memiliki beberapa titik penjualan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dalam bisnisnya, mereka memiliki sistem agar konsumen dapat mengembalikan kemasan produk untuk guna ulang.

GAIA Asia Pasific Regional Coordinator, Froilan Grate pun berharap Reuse Tour 2024 dapat menginspirasi perluasan gerakan guna ulang menjadi norma baru. Ia berharap, penerapannya tidak hanya di Asia Tenggara saja, tetapi juga bisa di seluruh Asia dan sekitarnya.

“Saya sangat terinspirasi dengan apa yang kami lihat di sini, terkait bisnis guna ulang di Indonesia. Kami tahu guna ulang terjadi di banyak tempat, tapi inilah yang paling saya sukai tentang guna ulang di sini, karena ada kolaborasi antara organisasi, wirausaha sosial, startup, pemerintah, dan dunia usaha,” ujar Grate.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top