Hong Kong (Greeners) – Rise, sebuah konferensi teknologi tingkat Asia digelar perdana pada 31 Juli sampai dengan 1 Agustus 2015 lalu. Rise merupakan versi Asia dari gelaran Web Summit yang selama empat tahun sebelumnya sukses sebagai ikon konferensi teknologi sedunia. Pertemuan yang dihadiri oleh pegiat teknologi terbaru ini sukses dilaksanakan selama dua hari di Hong Kong Convention Centre, Hong Kong.
Paddy Cosgrave, sang pendiri Web Summit, menyatakan bahwa saat ini negara-negara di Asia (termasuk Indonesia) sangat berpotensi mengembangkan bisnis berbasis teknologi yang berkembang sangat pesat di dunia.
Pertemuan ini dihadiri oleh 5.000 tamu yang berasal dari 72 negara di dunia. Pertemuan ini juga sekaligus sebagai ajang bagi para pebisnis start-up (perusahaan baru) yang berbasis teknologi untuk memamerkan konsep dan karyanya serta menunjukkan bagaimana kegiatan bisnisnya bisa memberikan kontribusi terhadap perubahan kehidupan manusia yang lebih baik.
Mike Harvey, Head of Strategic Communications Web Summit, menyampaikan kepada Greeners bahwa Hong Kong dipilih sebagai lokasi konferensi Rise karena posisinya yang strategis di wilayah Asia.

Sekitar 5.000 orang dari berbagai negara menghadiri Konferensi RISE 2015 yang berlangsung pada tanggal 31 Juli-1 Agustus 2015 di Hong Kong. Foto: greeners.co/Jolene Tan
Konferensi Rise terbagi dalam beberapa kategori utama, yaitu Centre, Builder, EnterpRise, Machine & Marketing, serta menghadirkan lebih dari 140 pembicara terkemuka dibidangnya seperti Matt Mullenweg dari Automattic, Verner Vogels dari Amazon, Jenny Lee dari GGV Capital dan Neil Shen dari Sequoia Capital China. Rise juga mengadakan kompetisi menawarkan peluang bisnis atau ide ide baru, workshop serta peluang membuka jejaring bisnis sepanjang kegiatan berlangsung.
Rise menghadirkan 525 pebisnis start-up dari seluruh dunia yang sebagian besar berasal dari wilayah Asia untuk mempresentasikan ide dan peluang bisnis yang mereka bawa. Beberapa bisnis perusahaan baru ini pun ada yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan hidup. Seperti salah satu pemenang kompetisi business pitch Ambi Climate, sebuah fitur Artificial Intelligence yang membuat konsumen bisa memonitor dan mengontrol penggunaan AC (air-conditioner) via telepon genggam yang secara efektif bisa memangkas 30% penggunaan listriknya.
Salah satu peserta menarik lainnya adalah ETEAQ. Mereka membawa produk TreeTracker sebuah aplikasi online yang bisa melacak lokasi penanaman pohon yang dikembangkan menggunakan Google Earth. ETEAQ bekerjasama dengan sebuah organisasi non-profit dari Indonesia, Trees4Trees, melakukan penanaman di wilayah Indonesia dengan tujuan meningkatkan kuantitas sebaran hutan Indonesia sebagai wilayah penyerapan karbondioksida yang akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan.
Masih banyak produk teknologi lain yang membawa tujuan untuk kebaikan lingkungan hidup seperti Agrimap yang menawarkan konsep praktis manajemen pertanian, Sinergized perusahaan yang memproduksi lampu biodegradable dari limbah jagung dan Nanoleaf yang mempromosikan lampu LED efisien yang hanya membutuhkan 10 Watt energi listrik untuk menyala.
Rise merupakan gelaran yang sangat membuka mata kita akan perkembangan teknologi terbaru yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sekaligus ajang yang mempertemukan inovator dengan investor. Keterangan lebih lengkap mengenai gelaran ini bisa dilihat di riseconf.com. Rise 2016 tahun depan akan digelar pada 31 Mei – 2 Juni 2016.
Penulis : Jolene Tan (Kontributor Greeners)