Jakarta (Greeners) – Gempa berkekuatan 5,6 skala Richter mengguncang Provinsi Aceh pada Jumat (07/11) pagi ini. Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit tersebut membuat warga ketakutan dan berhamburan keluar dari rumah serta menghindari bangunan-bangunan beton.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di lokasi 4,6 Lintang Utara atau 4,79 Bujur Timur (BT). Kedalaman gempa tektonik tersebut berada pada kedalaman 85 Kilometer (KM) di bawah permukaan laut Samudera Hindia. Pusat episentrum berada 101 arah Barat Daya Calang, Kabupaten Jaya atau sekitar 1,23 KM Barat Daya Banda Aceh.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, mengatakan, guncangan akibat gempa pagi tadi dirasakan warga yang bertempat tinggal di pesisir Banda Aceh, Kota Calang, Meulaboh, hingga Kabupaten Pidie. Namun begitu, Mulayono menegaskan gempa tidak berpotensi tsunami.
” Gempa dengan kedalaman 85 kilometer ini tidak berpotensi tsunami,” terangnya, Jakarta, Jumat (07/11).
Berdasarkan informasi dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), getaran gempa dirasakan hingga ke ibu kota Provinsi Banda Aceh.
Sebagai informasi, sejak bulan Agustus 2014, BMKG mencatat telah terjadi lima kali gempa bumi beserta gempa susulan di Provinsi Aceh. Diantaranya seperti yang terjadi pada 23 Agustus 2014, dimana gempa berkekuatan 5,1 skala Richter mengguncang pulau Simeulue pada pukul 04.00 WIB.
Lalu pada tanggal 12 September 2014, pukul 16.25 WIB, gempa berkekuatan 5,2 skala Richter mengguncang pulau Sabang. Setelah itu, 12 september 2014 pukul 20:06, berselang tiga jam gempa susulan berkekuatan 5,2 Skala Richter terjadi kembali di pulau sabang
“Pada 16 oktober 2014 lalu, tepatnya pukul 15:34, gempa berkekuatan 5 Skala Richter pun menggoyangkan Aceh Jaya. Hingga hari ini, Jumat, 7 november, pukul 07:20, Aceh Jaya kembali diguncang oleh gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter,” pungkasnya.
(G09)