BMKG Perkuat Sistem Peringatan Dini Multibencana

Reading time: 2 menit
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati bicara sistem peringatan dini multibencana. Foto: BMKG
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati bicara sistem peringatan dini multibencana. Foto: BMKG

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berupaya memperkuat sistem peringatan dini multibencana. Itu melalui peningkatan kapasitas SDM dan membangun kerja sama dengan banyak pihak guna percepatan penyebaran informasi peringatan dini.

Tidak hanya dengan meningkatkan teknologi, kerja sama bersama media juga bisa membantu mempercepat informasi soal peringatan dini kepada masyarakat luas. Terutama, di daerah 3T (Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

“Sesuai dengan perundangan yang berlaku. Dalam rantai peringatan dini secara menyeluruh dari ujung ke ujung (end to end), informasi dan peringatan dini dari BMKG akan berhenti di tingkat provinsi atau kabupaten, yakni di BPBD. Kemudian, BPBD yang bertanggung jawab untuk meneruskan ke masyarakatnya. Terutama yang berada di lokasi terdampak,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui pers rilis.

Sebab, lanjut Dwikorita, yang menjadi persoalan adalah informasi tersebut dapat terputus dan tidak berhasil tersambung untuk diteruskan kepada masyarakat oleh BPBD (Pemerintah Daerah). Khususnya yang berada di daerah terpencil.

Untuk mengatasi masalah tersebut, imbuhnya, BMKG juga menjalin kerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI). Selain itu, BMKG menggencarkan penyebarluasan peringatan dini melalui aplikasi info BMKG di telepon genggam dan melalui jaringan televisi.

Harapannya, siaran RRI dapat menjadi solusi terputusnya informasi tersebut. Sehingga, informasi peringatan dini BMKG dapat menembus daerah 3T.

“Kami menggunakan semua kanal untuk mendiseminasikan informasi peringatan dini, tidak cuma terfokus pada satu jenis media. Dengan begitu, gap antara yang menerima dan tidak menerima informasi dapat semakin kecil. Sehingga, risiko bencana dapat semakin ditekan,” imbuh Dwikorita.

Ilustrasi sistem peringatan dini multibencana. Foto: Freepik

Ilustrasi sistem peringatan dini multibencana. Foto: Freepik

Rentang Waktu Peringatan Dini Sempit

Dwikorita mencontohkan, dalam kasus gempa bumi dan tsunami, golden time atau rentang waktu singkat antara peringatan dini dan saat bencana tiba sangatlah sempit.

“Semakin cepat informasi peringatan dini tersebut sampai, kesempatan untuk menyelematkan diri pun semakin besar. Dengan begitu, risiko korban jiwa bisa diminimalisasi,” tambah Dwikorita.

Selain dengan RRI, BMKG juga membangun kerja sama dengan radio-radio lokal dan radio komunitas di daerah-daerah. Hal itu agar informasi peringatan dini BMKG bisa tersebar semakin luas. Di beberapa daerah, kata dia, BMKG juga telah bekerja sama dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).

Selain penyebarluasan informasi peringatan dini, kerja sama dengan media juga dalam upaya meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dan memerangi hoax bencana. Sebab, hal ini sering muncul dan menimbulkan ketakutan.

“Saat tsunami Jepang 2011 lalu, selain TV NHK, ada 122 stasiun TV, 24 radio AM, dan 25 radio FM yang ikut menyebarluaskan peringatan dini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya informasi peringatan dini bisa segera sampai kepada masyarakat,” ujarnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top