Hasil Penelitian Litbang KLHK Diharapkan Aplikatif dan Inovatif

Reading time: < 1 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong agar pemanfaatan hasil penelitian yang dikerjakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) KLHK harus bersifat inovatif dan aplikatif agar bisa diterima oleh masyarakat.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebutkan beberapa contoh hasil pengembangan Litbang KLHK yang cukup inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat adalah teknologi arang dan cuka kayu. Teknologi pembuatan arang Litbang KLHK dapat menghasilkan arang serta cairan destilat (wood vinegar) sebagai pupuk cair organik dan pestisida organik. Pupuk dan pestisida ini biasa digunakan tanaman kehutanan, pertanian dan perkebunan.

“Salah satu produk arang dari Litbang KLHK adalah ARKOBA (Arang Kompos Bioaktif). Bioaktif ini sangat berguna bagi kesuburan tanah, melindungi tanaman dari serangan penyakit akar serta memperbaiki sirkulasi air dan udara di dalam tanah. Kehadiran ARKOBA sangat dinanti khususnya oleh para petani tanaman organik sebagai bahan pengganti pupuk kimia,” katanya, Jakarta, Jumat (18/03).

Selain itu, produk lain yang yang cukup inovatif adalah produksi bioetanol dari buah nira aren. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan menggunakan kompor khusus. Disamping itu, nira aren dapat diolah menjadi makanan penyegar atau pencuci mulut (food dessert) yang disebut nata pinnata.

Disamping itu, lanjutnya, Litbang KLHK juga menghasilkan cuka kayu yang dapat digunakan untuk produk pengharum ruangan, obat anti nyamuk, sabun mandi dan sabun cuci, cat tembok, karbol, pembersih lantai, pembersih kandang, bio-pestisida, dan penyerap oli pada mesin.

“Yang paling membanggakan dan paling mutakhir dari hasil Litbang KLHK adalah kayu olahan sebagai bahan furnitur dari kayu sawit (oil palm). Kayu olahan ini bisa menjadi bahan pengganti untuk mengurangi penggunaan kayu dari hasil hutan,” pungkas Siti.

Penulis: Danny Kosasih

Top