Indonesia Berpotensi Kembangkan Ekowisata Pengamatan Burung Migran

Reading time: 2 menit

Bandung (Greeners) – Pengembangan potensi ekowisata di Indonesia sangatlah besar, salah satunya adalah ekowisata yang menyertakan kegiatan pengamatan burung (birdwatching).

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Johan Iskandar, Ph.D., Guru Besar Etnobiologi Fakultas Matematika & IPA, Universitas Padjadjaran (Unpad), dalam sebuah acara peringatan Hari Burung Migran Se-Dunia yang digelar oleh komunitas Bird Conservation Society (Bicons) dan Be Wildlife Photography (BWP) di Kampus Pascasarjana Ilmu Lingkungan, Unpad, Bandung pada hari Sabtu (10/5) lalu.

Kegiatan yang bertajuk “Migrasi Burung Di Parahyangan” ini digelar dalam rangka menyambut musim migrasi burung dari daerah belahan bumi utara menuju belahan bumi selatan yang jalurnya melalui kawasan Pulau Jawa.

Menurut Johan, di beberapa negara maju seperti Amerika dan Eropa, momentum migrasi burung sudah dikembangkan menjadi salah satu konten ekowisata dan sangat mungkin diterapkan di Indonesia.

“Potensinya sangat besar, apalagi banyak turis baik asing maupun domestik kini sudah mulai menempatkan ekowisata sebagai pilihan utama dalam berlibur. Misalnya, kunjungan ke suatu desa yang sekaligus bisa menikmati budaya lokal, pangan lokal dengan ditambah jasa guide untuk kegiatan pengamatan burung” jelasnya.

Burung migran melakukan perjalanan (migrasi) dari belahan bumi utara menuju selatan dalam rangka mencari daerah yang lebih hangat serta suplai makanan. Ketika musim dingin tiba, mereka secara berkelompok (ribuan) bergerak menuju daerah yang lebih hangat.

Terdapat banyak jenis burung migran yang “mampir” di kawasan Indonesia setiap tahunnya. Bahkan beberapa diantaranya terancam perburuan liar untuk dikonsumsi. Seperti disampaikan Prof. Johan kepada Greeners, wilayah yang paling dominan tinggi dalam hal ancaman perburuan liar burung migran berada pada lokasi Cirebon dan Indramayu.

Johan berharap apabila ekowisata yang mengikutsertakan pengamatan burung migran bisa dikembangkan, akan membantu meningkatkan edukasi yang benar kepada masyarakat dan mengarah kepada konservasi burung di Indonesia pada umumnya.

Kegiatan “Migrasi Burung Di Parahyangan” ini digelar dalam dua hari. Talkshow dan diskusi hari pertama (Sabtu 10/5), hari kedua (Minggu 11/5) dilanjutkan dengan pengamatan burung di daerah Panaruban, Subang, dipandu oleh komunitas BWP sebagai komunitas fotografi pecinta hidupan liar.

(G03)

Top