Jakarta (Greeners) – Laut memiliki peran penting dalam menopang kehidupan manusia, mulai dari penyediaan pangan hingga mendukung ekonomi global. Namun, studi terbaru dari University of California – Santa Barbara (UCSB) mengungkapkan bahwa lautan kini berada di ambang batas berbahaya. Ada berbagai dampak kerusakan laut akibat meningkatnya tekanan manusia dan perubahan iklim.
Selama ribuan tahun, luasnya lautan yang tampak tak terbatas kelimpahannya membuat manusia mengandalkannya sebagai sumber makanan, materi, serta tempat rekreasi, bisnis, kesehatan, dan pariwisata. Lautan menjadi penopang gaya hidup dan penghidupan masyarakat di seluruh dunia.
Namun, menurut para peneliti UCSB dan National Center for Ecological Analysis and Synthesis (NCEAS), masa depan lautan saat ini mengkhawatirkan. Ahli ekologi kelautan sekaligus Direktur NCEAS, Ben Halpern mengatakan bahwa dampak kumulatif manusia terhadap kerusakan laut saat ini sudah sangat besar dan akan berlipat ganda pada tahun 2050.
BACA JUGA: Orang Utan Tapanuli Terancam Punah, Mitigasi Konflik dengan Manusia Jadi Prioritas
“Ini tidak terduga. Bukan karena dampaknya akan meningkat, itu tidak mengejutkan, melainkan karena dampak (kerusakan laut) akan meningkat begitu banyak, begitu cepat,” ujar Halpern melansir Phys, Selasa (9/9).
Tim peneliti, yang mencakup kolaborator dari Universitas Nelson Mandela di Afrika Selatan, juga menemukan bahwa daerah tropis dan kutub akan mengalami perubahan dampak tercepat. Bahkan, wilayah pesisir akan merasakan beban terbesar dari peningkatan dampak kerusakan laut.
Memetakan Jejak Manusia di Lautan
Seiring meningkatnya aktivitas manusia di laut dan pesisir, dampaknya terhadap lingkungan laut pun meningkat. Halpern dan sekelompok ilmuwan pertama kali menangani tantangan untuk memahami bagaimana elemen-elemen ini saling terkait dan memengaruhi lautan hampir 20 tahun yang lalu, yang kemudian menjadi dasar bagi studi ini.
“Orang-orang melacak satu isu pada satu waktu, tetapi tidak semuanya sekaligus. Yang lebih penting, ada persepsi yang meluas bahwa lautan begitu luas sehingga dampak manusia tidak mungkin separah itu,” kata Halpern.
Sebagai bagian dari upaya mereka, tim ini mengembangkan model komprehensif untuk mengukur dampak manusia terhadap lautan. Dari penelitian itu, mereka menghasilkan sebuah makalah penting di jurnal Science pada tahun 2008. Dalam studi tersebut, mereka menggabungkan 17 set data global untuk memetakan intensitas dan cakupan aktivitas manusia di seluruh lautan dunia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masa depan, pemanasan laut dan hilangnya biomassa akibat aktivitas perikanan akan menjadi kontributor terbesar terhadap dampak kumulatif terhadap laut. Wilayah tropis akan menghadapi peningkatan dampak yang pesat. Sementara, wilayah kutub yang saat ini sudah mengalami tekanan tinggi juga akan menghadapi dampak yang lebih parah lagi.
Dampak Besar Rusaknya Laut bagi Kehidupan Manusia
Para peneliti mengungkapkan bahwa pesisir dunia akan menanggung beban dampak kumulatif yang semakin meningkat. Bagi mereka, hal ini bukanlah sebuah kejutan, mengingat sebagian besar aktivitas dan pemanfaatan laut oleh manusia memang terjadi di wilayah pesisir.
Namun, kenyataan ini tetap mengkhawatirkan. Pesisir merupakan kawasan di mana manusia memperoleh nilai paling besar dari laut. Hal ini baik sebagai sumber pangan, mata pencaharian, maupun berbagai manfaat lainnya. Banyak negara sangat bergantung pada ekosistem pesisir untuk mendukung kehidupan ekonomi dan sosial mereka.
BACA JUGA: Empat Warga Pulau Pari Gugat Holcim di Swiss, Tuntut Keadilan atas Krisis Iklim
Melihat kekhawatiran itu, para peneliti menekankan pentingnya penerapan kebijakan yang dapat mengurangi dampak tersebut. Langkah-langkah seperti mitigasi perubahan iklim dan penguatan pengelolaan perikanan dinilai sangat krusial untuk menekan laju kerusakan.
Selain itu, pengelolaan habitat pesisir yang rentan, seperti rawa asin dan hutan bakau, juga perlu jadi prioritas. Hal ini penting untuk mengurangi tekanan terhadap ekosistem tersebut.
Dengan menyajikan prakiraan dan analisis ini, para peneliti berharap segera ada langkah-langkah efektif. Perlu tindakan yang cepat dan tepat. Hal ini bertujuan agar dampak negatif akibat meningkatnya tekanan aktivitas manusia terhadap laut bisa berkurang atau bahkan dicegah.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































