Sirop Parasetamol Disetop, Farmasi Harus Jadi Green Industry

Reading time: 2 menit
Kasus gagal ginjal anak meningkat, BPOM tarik 5 merek obat sirop parasetamol. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru-baru ini mengumumkan lima sirop parasetamol yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Langkah ini BPOM ambil menyusul dugaan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di berbagai wilayah di Indonesia.

Parasetamol yang biasa manusia konsumsi dapat berubah menjadi limbah yang berdampak pada lingkungan. Konsentrasi parasetamol cukup tinggi dapat meningkatkan kekhawatiran tentang risiko terhadap pencemaran lingkungan. Tak hanya terganggunya kesehatan manusia dan ekosistem hewan yang hidup di perairan.

“Jadi karena populasi semakin bertambah, kesadaran kesehatan bertambah, sehingga parasetamol menjadi meningkat kebutuhannya. Kalau parasetamol terbuang menjadi suatu limbah maka akan berdampak pada lingkungan.” kata pakar lingkungan Universitas Indonesia (UI) Mahawan Karuniasa kepada Greeners, Jumat (21/10).

Mengenai potensi parasetamol yang dapat mencemari lingkungan, Mahawan menyarankan berbagai industri di Indonesia termasuk industri farmasi perlu melakukan transisi (transformasi) menjadi industri yang ramah lingkungan.

“Bagaimana satu industri itu perlu bertransisi untuk menghasilkan atau menjadi bagian dari proses green industry. Satu industri yang ramah lingkungan. Ini yang sebenarnya lebih substansial,” ucapnya.

Industri farmasi perlu mengadopsi sistem industri ramah lingkungan. Mulai dari materi, proses hingga limbahnya perlu memperhatikan aspek ramah lingkungan.

Mahawan menilai pemerintah juga dapat merancang kebijakan yang mendorong industri farmasi untuk bertransformasi menjadi industri yang berkelanjutan. Hal ini seperti dengan memperkuat sertifikasi green produk terhadap berbagai produk farmasi.

“Mungkin perlu pemerintah perkuat lagi produk-produk dari farmasi bersertifikasi green produk,” tandasnya.

Alat Kesehatan

Ilustrasi seorang petugas sedang melakukan uji sampel. Foto: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kaji Lebih Lanjut Sirop Parasetamol

Menanggapi kasus gagal ginjal, Anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof Dr apt Keri Lestari, MSI menyatakan, masih ada kemungkinan lain penyebab gangguan ginjal akut atipikal yang terjadi di Indonesia.

“Masih ada banyak kemungkinan penyebab gangguan ginjal akut atipikal yang terjadi di Indonesia. Sebab ditemukan juga pasien yang ternyata sama sekali tidak minum sirup parasetamol,” kata Keri dalam pernyataan resmi IAI.

Keri menyebut, perlu penelitian lebih lanjut mengenai kasus gangguan ginjal akut yang menyebabkan puluhan anak di Indonesia meninggal dunia.

“Ini perlu penelitian lebih jauh. Kami juga berharap apoteker diberi akses terhadap pasien untuk dapat mengungkap lebih dalam obat apa saja yang telah mereka konsumsi atau makanan yang telah diasup,’’ imbuhnya.

Selain itu, PP IAI juga mengimbau para apoteker lebih memperhatikan kemungkinan interaksi antar obat, dan interaksi dengan makanan. Interaksi ini berisiko menimbulkan kejadian fatal seperti kegagalan organ termasuk kondisi gagal ginjal akut.

Parasetamol sendiri merupakan bahan aktif yang sulit larut dalam air, sehingga perlu bahan tambahan yaitu polietilen glikol (PEG) dan gliserin untuk menambah kelarutannya. Ketika proses produksinya, ada kemungkinan ditemukan kontaminan yakni etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Penulis : Fitri Annisa

Editor : Ari Rikin

Top