Menteri Siti: Jutaan Liter Air untuk Padamkan Titik Api

Reading time: 2 menit
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Jakarta (Greeners) – Setelah akhirnya menetapkan status darurat asap untuk Provinsi Riau pada Senin (14/09), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menyatakan bahwa hingga saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan setidaknya 20 pesawat water bombing (pengeboman air) dan cloud seeding (pembentukan awan hujan) untuk memadamkan titik-titik api akibat kebakaran hutan di Sumatera.

Menurut Siti, 18 juta liter air telah ditumpahkan di Riau dan 12 juta liter air disiramkan ke Sumatera Selatan. Sementara untuk rekayasa hujan buatan, 120 ton garam telah ditaburkan di Riau dan 56 ton garam di Sumatera Selatan dan Jambi.

“Kita sudah bicara dengan gubernur dan jajaran Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah) Riau. Hari ini, Provinsi Riau dinyatakan darurat asap. Pemerintah pusat juga akan terus memantau perkembangan penanggulangan kebakaran hutan di Riau,” jelasnya kepada Greeners saat dihubungi melalui pesan singkat, Jakarta, Senin (14/09).

Sementara itu, berdasarkan hasil Operasi Darurat Asap Sumatera dan Kalimantan yang dilakukan oleh BNPB pada Minggu (13/09) kemarin, dikatakan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho bahwa masih ditemukan titik panas di Sumatera sebanyak 944 titik dengan rincian Bengkulu 13, Jambi 186, Sumatera Selatan 542, Lampung 69, Riau 16, Sumatera Barat 16, Bangka Belitung 2 dan Kepulauan Riau 3. Untuk Kalimantan, lanjutnya, jumlah titik panas sebanyak 222 buah dengan rincian 26 di Kalimantan Barat, 54 di Kalimantan Selatan dan 142 di Kalimantan Tengah.

Pembakaran hutan dan lahan yang masih marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, kata Sutopo seperti di Pulau Sumatera dan Kalimantan mengakibatkan daerah-daerah tersebut terselimuti asap tebal. Bahkan BNPB mencatat sebaran api ini merembet hingga wilayah taman nasional.

“Masih banyaknya titik panas ini mengindikasikan pembakaran hutan dan lahan masih terus berlangsung bahkan hingga ke Taman Nasional yang akhirnya menimbulkan asap pekat,” terangnya saat dihubungi oleh Greeners.

Lebih jauh, Sutopo mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah melakukan pemadaman di darat, misalnya melalui satuan tugas darat di Kalimantan Tengah yang memadamkan 99 hektare lahan terbakar, dan di Riau sebanyak 4.254 hektare lahan berhasil dipadamkan.

Untuk pemadaman di udara, pemerintah mengerahkan 2 heli di Pulau Pisang, Kalimantan tengah, 1 heli di Kalimantan Selatan, 2 heli di Sumatera Selatan dan 1 heli MI di Jambi. Pemadaman juga dilakukan dengan teknik modifikasi cuaca di Kalimantan Barat, Riau dan Sumsel.

“Pesawat yang dioperasikan untuk water bombing kemungkinan masih terus akan bertambah sejak awal September ini,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top