Pariwisata Bali Kurang Respon “Earth Hour”

Reading time: 2 menit
Denpasar (Greeners) –  Meski sudah sekitar dua tahun berjalan, peringatan Earth Hour pada 31 Maret nanti kurang mendapat sambutan kalangan pariwisata di Bali.Indonesia Future Leader (IFL) Bali selaku organisasi yang mengorganisir peringatan Earth Hour di Bali mengaku sampai saat ini baru tiga hotel yang menyatakan dukungannya, yakni Hard Rock Hotel di Kuta, Aston International Hotel di Denpasar dan Sheraton Hotel di Nusa Dua. “Respon di Bali memang agak kurang,” kata Ketua IFL Bali, Dicky Hartono, Kamis (29/3).

Padahal berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali, terdapat 2.190 unit akomodasi pariwisata dengan 45.408 room. Jika dirinci lagi, ada 158 hotel berbintang (20.588 room), 1.036 hotel melati (20.410) room dan 996 pondok wisata dengan 4.440 room. Sedangkan jumlah restoran atau rumah makan di Bali sebanyak 1.685 buah dengan 81.079 kursi.

Menurut Dicky, kecilnya sambutan Earth Hour di Bali bisa jadi karena di pulau ini baru saja melaksanakan Hari Raya Nyepi, Jumat (23/3) lalu. “Selama Nyepi, masyarakat Bali telah melakukan penghematan cukup besar,” imbuh dia.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) misalnya, mencatat beban puncak listrik di Bali saat Hari Raya Nyepi turun drastis sampai 50% dari beban puncak  545 Megawatt menjadi 322,2 Megawatt.

“Saat Nyepi, terjadi penghematan listrik sampai Rp4 miliar,” ungkap Humas PT PLN Bali Agung Mastika.

Nyepi juga berhasil mereduksi emisi karbondioksida sekitar 30 ribu ton di Bali mengingat 2,35 juta unit kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak beroperasi selama 24 jam. “Secara teori, jika satu liter BBM memproduksi 2,4 kilogram karbon dan perhari rata-rata sepeda motor butuh 4 liter BBM dan 10 liter BBM untuk mobil, maka sekitar 28 ribu ton karbon tereduksi,” kata Deputi Intenal Walhi Bali Suriadi Darmoko seraya menambahkan angka itu belum termasuk penghematan dari pesawat dan kapal laut yang berhenti beroperasi saat Nyepi.

Dicky melanjutkan, selain hotel, ada sejumlah komunitas yang sudah ikut menyatakan berpartisipasi, diantaranya  Bali Outbound, Teather Kini Berseri, Komunitas Fotografi Lomonesia Bali, Bali Street Hunting, Blish Official, dan satu stasiun radio. “Ada volunteers sekitar 30 orang yang bersedia membantu,” ungkapnya.

Aksi Earth Hour pun sudah dimulai usai Nyepi untuk menyampaikan pesan gaya hidup hemat energi, yakni dengan menggelar car free daydi sepanjang Jalan Raya Puputan Denpasar, Minggu (25/3). “Kita turun ke jalan selamansekitar 1,5 jam, berusaha mencari perhatian massa dengan berpantomim, presentasi singkat ke perorangan atau komunitas yang sedang berkumpul, membawa banner berisi pesan positif penghematan energi, dan lembaran stiker yang pesannya kami harap bisa dibaca kapanpun oleh masyarakat Bali,” ungkap Dicky.

Dia menambahkan, aksi Earth Hour akan dilanjutkan dengan menggelar kampanye di wilayah Kuta bekerjasama dengan sebuah stasiun radio, Jumat (30/3). “Kami berharap tahun depan akan makin banyak yang berpartisipasi, terutama dari kalangan pariwisata,” pungkas Dicky.
Sedangkan Direktur Marketing Komunikasi Hotel Hardrock Bali Aulianty Fellina Rizal menuturkan, partisipasi Earth Hour 2012 pada Sabtu (31/3) akan diwujudkan dengan mematikan seluruh lampu di publik area selama satu jam. “Kita juga ajak tamu untuk mengikuti party sambil membuat angka 60 dari kertas,” ujarnya. (G19)
Top