Warga Desa LhokCut Aceh Utara Tuntut Hentikan Galian C

Reading time: 2 menit

Aceh (Greenersmagz) – Warga Kecamatan Desa Sawang Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh meminta pemkab setempat segera menghentikan usaha penambangan Galian C di Desa Sawang dan sekitarnya. Sebab air sumur warga di Desa Desa Lhok Cut, Blang Cut, Desa Gunci dan Desa Kubue dan sekitarnya menjadi kering.

Kondisi ini bukan hanya menyebabkan warga kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, tapi juga menyebabkan erosi mengganas di sungai Sawang. Bahkan puluhan hektare areal sawah di kawasan tersebut terancam ambruk ke sungai.

“Jembatan rangka baja yang menghubungkan Kecamatan Sawang dengan Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Bireuen juga terancam ambruk karena kondisinya sekarang sudah miring,”kata T Sayed Azhar, warga Sawang. Rabu (8/8) sore.

Hal serupa disampaikan oleh Kepala Desa Lhok, Fajri M Kasim. “Warga sudah berulangkali melakukan protes terhadap persoalan ini ke Muspika setempat. Namun, sampai sekarang belum ada upaya apapun untuk menghentikan Galian C tersebut,”ungkap Fajri M Kasim.

“Kini warga sangat kesulitan mendapatkan air. Sehingga sebagian besar warga harus mengambil air ke sungai untuk kebutuhan sehari hari karena air sumur sudah kering. Sebab sungai di kawasan Desa Sawang dan sekitarnya semakin dalam akibat adanya galian C tersebut,”terang kepala Desa Lhok Cut.

Kepala Desa Lhok melanjutkan bahwa kondisi ini sudah terjadi empat bulan terakhir, bahkan sekarang puluhan hektare sawah yang berada di pinggir sungai kawasan itu juga terancam ambruk. “Bukan tidak mungkin itu akan terjadi dalam waktu dekat, jika aktivitas galian C tidak dihentikan,” tegasnya.

Diprediksi lanjut Fajri, Bendungan Jamuan di Kecamatan Banda Baro, Kabupaten Aceh Utara yang menjadi sumber air untuk sawah juga akan ambruk, karena pinggir sungai kawasan Sawang sudah mulai ambruk akibat abrasi.

Sementara itu Direktur LSM Sahara Dahlan M Isa mengungkapkan, pihaknya sudah pernah melakukan survei ke lokasi galian C di Kecamatan Sawang itu. ”Besar kemungkinan, puluhan hektare sawah warga, kemudian jembatan rangka baja terancam ambruk. Persoalan ini juga sudah lama terjadi tapi pemkab pura-pura tidak tahu,”katanya.

Karena itu pihaknya meminta supaya pemkab segera mencari persoalan tersebut supaya tak menyebabkan kesulitan bagi warga mencari air besih. “Material yang diambil di lokasi di sawang, bukan untuk pembangunan wilayah Aceh Utara, tapi dibawa keluar wilayah Aceh Utara. Kemudian retribusi tidak sepenuhnya untuk Pemkab, tapi juga mengalir kepihak tertentu,”katanya.

Camat Sawang Ilyas Sos yang dihubungi secara terpisah mengatakan, sudah menerima permintaan dari empat kepala desa supaya galian C di kawasan itu dihentikan. Dan pihaknya sudah memberitahukan ke bupati Aceh Utara. “Sulit menghentikan galian C di kawasan itu karena sebagian warga bekerja di lokasi tersebut, kemudian akan menghambat pembangunan, sebab sebagian besar materil seperti batu diambil di kawasan itu.”katanya.

Namun demikian Lanjut Ilyas, pihaknya telah meyampaikan persoalan tersebut pemkab Aceh Utara untuk dicari solusi. Sementara itu Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib dalam audiensi dengan sejumlah LSM menyebutkan akan dipelajari dulu setiap saran yang disampaikan LSM dan juga laporan dari masyarakat. “Saya juga berharap kepada LSM supaya terus melakukan pengawasan terhadap kami, sehingga persoalan dapat diatasi dengan baik,”katanya. (G24)

Top