Ketumbar, Rempah Penyedap Masakan dan Pengobatan

Reading time: 2 menit
Ketumbar
Foto: shutterstock.com

Ketumbar identik sebagai rempah penyedap masakan yang populer. Tanaman ketumbar atau Coriandrum sativum Linn diduga berasal dari sekitar Laut Tengah dan Kaukasus. Rempah mungil ini merupakan semak semusim dengan tinggi sekitar satu meter.

Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dipanen setelah berumur tiga bulan dan buahnya berwarna kecoklatan saat dipisahkan dari tanamannya. Biji ketumbar lalu dijemur dan hasil panennya dijual ke pasar tradisional untuk keperluan rumah tangga (Hadipoentyani dan Wahyuni, 2004; Astawan, 2009).

Di Indonesia, ketumbar dikenal dengan sebutan katuncar (Sunda), ketumbar (Jawa dan Gayo), katumbare (Makassar dan Bugis), katombar (Madura), ketumba (Aceh), hatumbar (Medan), katumba (Padang), dan katumba (Nusa Tenggara).

Baca juga: Purwaceng, Tanaman Jamu yang Langka

Secara morfologi, ketumbar berakar tunggang bulat, bercabang, dan berwarna putih. Batangnya berkayu lunak, beralur, dan berlubang dengan percabangan dikotom berwarna hijau. Tangkainya berukuran sekitar lima sampai sepuluh sentimeter. Daunnya ketumbar berbentuk majemuk, menyirip, dan menyelundang dengan tepi berwarna hijau keputihan.

Buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau saat muda. Setelah tua warnanya berubah menjadi kuning kecokelatan. Buah yang kecil dikeringkan dan dijual dalam bentuk digerus maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada seperti biji kecil-kecil berdiameter satu hingga dua milimeter. Biji ketumbar berbentuk bulat dan berwarna kuning kecokelatan (Hadipoentyani dan Wahyuni, 2004; Astawan, 2009).

Ketumbar

Foto: shutterstock.com

Bijinya mengandung berbagai macam mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, potasium, dan besi. Selain berperan sebagai mineral tulang, kalsium juga menjaga tekanan darah agar tetap normal. Vitamin yang banyak terkandung dalam biji ketumbar di antaranya vitamin C dan B. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah dan mengurangi bahaya dari radikal bebas.

Di samping sebagai bumbu masak, ketumbar mempunyai manfaat di bidang medis. Komponen aktif di dalamnya meliputi sabinene, myrcene, alfa-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren. Zat tersebut menyebabkan ketumbar memiliki reputasi yang baik sebagai komponen obat (Astawan, 2009).

Baca juga: Lempuyang Gajah yang Mengandung Analgesik

Sebagai bahan obat, rempah beraroma khas ini berguna sebagai peluruh air kencing (diuretik), penurun demam (antipiretik), penguat lambung (stomatik), perangsang pencernaan (stimulan), pencahar perut (laxatif), peluruh cacing (antelmintif), penambah selera makan, dan obat untuk sakit empedu maupun bronkitis (Wahab dan Hasanah, 1996).

Selain biji atau buahnya, daun ketumbar juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting sebagai tanaman obat dan bumbu masakan. Sekilas, daunnya mirip dengan seledri dilihat dari bentuk dan ukuran. Daun ketumbar biasa digunakan sebagi penyedap sup, salad, dan hidangan lainnya. Sebagai tanaman obat, daun ketumbar diketahui memiliki sifat antioksidan pencegah kanker.

Taksonomi Ketumbar

Penulis: Sarah R. Megumi

Top