Kopi Robusta, Lebih dari Sekadar Pencegah Kantuk

Reading time: 2 menit
Kopi robusta punya banyak manfaat salah satunya menurunkan risiko diabetes tipe 2. Foto: Shutterstock

Sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia, jenis-jenis kopi di Indonesia terbilang cukup banyak, salah satunya adalah kopi robusta. Tanaman dengan nama latin Coffea canephora ini memang sangat populer, sebab memiliki cita rasa yang unik dan nikmat.

Secara umum ada dua jenis kopi yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu robusta dan arabika. Karena karakternya berbeda, peminat masing-masing kopi tersebut juga beragam.

Ada yang menyukai kopi arabika karena cita rasanya yang lembut dan manis, namun ada pula yang memilih varietas kopi C. canephora karena terasa lebih “strong” dan juga pahit.

Melansir berbagai sumber, kadar kafein yang tersedia pada spesies C. canephora memang cukup besar. Persentasenya mencapai 1,5-3,3 %, atau dua kali lebih tinggi dari kopi arabika.

Morfologi dan Ciri-Ciri Tanaman Kopi Robusta

Tumbuhan kopi robusta dapat kita tandai dari sistem perakarannya yang dangkal. Flora ini berbiak sebagai tanaman perdu atau pohon dengan ukuran rata-rata mencapai 10 meter.

Kopi robusta juga menghasilkan lebih banyak buah daripada arabika. Masa berbunga tidak teratur, ia membutuhkan waktu sekitar 10-11 bulan agar buahnya matang secara sempurna.

Biji kopi C. canephora biasanya berbentuk bulat dengan garis belahan yang lurus. Sedangkan kopi arabika atau C. arabica berbentuk lonjong, dengan garis tengah yang bergelombang.

Selain itu, tanaman robusta pakar nilai lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Penggunaan herbisida dan pestisidanya relatif kecil, sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.

Di Tanah Air, salah satu varietas kopi robusta yang paling terkenal adalah kopi luwak. Jenis kopi ini terbilang sangat unik, sebab dihasilkan dari kotoran luwak yang telah dibersihkan.

Habitat dan Distribusi Tanamam Kopi Robusta

Robusta dibudidayakan pada daerah berketinggian 400-700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ia menyukai suhu lingkungan 21-24 Celsius, dengan bulan kering antara 3-4 bulan.

Pada dasarnya, kopi C. canephora merupakan flora asli dataran tinggi Ethiopia. Populasinya dapat kita temukan di Afrika Tengah dan Barat, mulai dari Tanzania sampai selatan Angola.

Namun karena diminati banyak orang, biji kopi robusta kini terdistribusi ke berbagai daerah mulai dari Kalimantan, Polinesia, Prancis, Kosta Rika, Nikaragua, Jamaika dan Antillen Kecil.

Di Indonesia sendiri, sentral budi daya kopi C. canephora terletak di Provinsi Lampung dan Sumatra Selatan. Sedangkan negara penghasil biji robusta terbesar di dunia, ialah Vietnam.

Menurut data tahun 2017-2018, produksi kopi robusta di seluruh dunia mencapai 64,89 juta (standar 60 kg). Dengan begitu, biji kopi ini mendominasi sekitar 30 % produksi kopi dunia.

Kandungan dan Manfaat Buah Kopi Robusta

Kandungan fenol dan kafein C. canephora terbukti dapat mengambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus, sehingga sangat baik untuk mencegah kerusakan gigi manusia.

Selain itu, jika diminum tanpa gula jenis kopi robusta ampuh menurunkan risiko diabetes tipe 2. Ia bahkan sangat baik bagi penderita parkinson, sebab memiliki kafein yang tinggi.

Selanjutnya, senyawa yang terkandung pada C. canephora juga efektif mencegah penyakit kanker dan gagal jantung. Kandungannya dipercaya ampuh menyehatkan organ hati kita.

Dalam sebuah riset, para penikmat kopi diminta menambah konsumsi kopi mereka menjadi 8 cangkir per hari. Hasilnya, rasio kolesterol baik (HDL) pada tubuh objek naik sebesar 8 %.

Bagi para wanita, kandungan kopi robusta ahli yakini efektif menunda penuaan dini. Meski begitu, tetaplah mengonsumsi kopi dalam jumlah wajar agar tidak menimbul efek samping.

Taksonomi Spesies Coffea Canephora

Penulis : Yuhan al Khairi

Top