Nyamuk Kebun, Vektor Sekunder yang Hidup di Sekitar Rawa

Reading time: 3 menit
Nyamuk Kebun. Foto: www.greeners.co/Ady Kristanto

Tergolong sebagai salah satu serangga bergenus Aedes, Nyamuk Kebun merupakan vektor sekunder penyebar virus dengue. Meski secara morfologi sangat mirip dengan Aedes aegypti, nyatanya kedua hewan tersebut memiliki habitat yang berbeda.

Aedes albopictus adalah nama binomial spesies nyamuk hutan. Ia jamak ahli temukan di sekitar kebun dan rawa, serta dapat berkembang biak pada lubang pohon yang berair atau bergenang.

Seperti namanya, Ae. albopictus memang berkerabat dengan jenis nyamuk aedes. Mereka dapat menularkan sejumlah patogen seperti demam kuning, demam berdarah, hingga chikungunya.

Melihat syarat hidupnya, nyamuk kebun tergolong sebagai fauna asli Asia Tenggara. Ia berbiak di daerah tropis dan subtropis, serta menyebar ke banyak negara melalui perjalanan internasional.

Morfologi dan Ciri-Ciri Nyamuk Kebun

Bila kita lihat sekilas, tampilan nyamuk kebun dan nyamuk aedes memang cukup identik. Mereka sama-sama memiliki warna dasar hitam, dengan bintik-bintik putih di bagian badan dan kakinya.

Perbedaan keduanya justru terlihat pada bagian punggungnya. Ae. aegypti memiliki pola garis putih yang berjumlah dua buah, sedangkan motif garis pada Ae. albopictus hanya terdiri dari satu pola

Berkat pola garisnya tersebut, punggung nyamuk Ae. aegypti biasanya terlihat lebih belang-belang. Sedangkan pola garis Ae. albopictus umumnya tampak pendek dengan motif seragam tanpa corak.

Selain perbedaan di atas, ciri fisik satwa bergenus Aedes kebanyakan sama saja. Induk betina kedua spesies tersebut biasanya mempunyai ukuran tubuh lebih besar daripada sang pejantan.

Meskipun bergantung pada kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh selama berkembang biak, panjang tubuh nyamuk kebun dan nyamuk aedes biasa rata-rata berkisar 3 – 4 mm saja.

Perbedaan Ae. albopictus jantan dan betina pun dapat kita amati melalui tampilan bulunya. Bulu dada betina lazimnya lebih sedikit, sedang pejantan memiliki bulu lebih banyak di bagian dadanya.

Kebiasaan dan Pola Hidup Nyamuk Kebun

Baik spesies nyamuk Ae. albopictus dan Ae. aegypti, keduanya mengalami proses metamorfosa sempurna yakni mulai dari telur, larva, pupa, hingga berubah menjadi individu nyamuk dewasa.

Biasanya, induk nyamuk betina meletakkan telur-telur mereka di atas permukaan air yang jernih atau keruh. Lokasi tersebut umumnya tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari tanah.

Telur-telur yang induk betina letakkan nantinya akan menempel pada dinding tempat perindukan. Setelah terendam air, butuh waktu sekitar 2 hari untuk telur menetas menjadi larva.

Stadium larva sendiri umumnya berlangsung antara 2 – 4 hari. Jika kita total, jangka waktu yang nyamuk kebun butuhkan untuk berubah dari telur menjadi individu dewasa mencapai 9 – 10 hari.

Setelah keluar dari selongsong pupa, nyamuk diam beberapa saat untuk mengeringkan sayapnya. Nyamuk dewasa mampu bertahan hidup pada suhu 24 – 39 Celcius dan mati pada suhu 6 Celcius.

Nyamuk betina mempertahankan hidup dengan menghisap darah, sedangkan pejantan menyerap sari bunga. Betina dapat hidup selama 8 – 15 hari, sedang nyamuk kebun jantan 3 – 6 hari saja.

Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Kebun

Seperti yang telah dijelaskan, larva Ae. albopictus berkembang biak di permukaan air jernih maupun keruh. Ia berbiak secara di daerah peternakan, serta jamak ahli temukan pada tendon air unggas.

Di daerah pedesaan, bekas tebangan bambu yang memiliki genangan air merupakan tempat favorit bertelurnya nyamuk kebun. Karena itu, sampah-sampah semacam ini harus segera kita singkirkan.

Merujuk temuan Kemenkes RI (2011), habitat perkembangbiakan nyamuk Ae. albopictus dan Ae. aegypti dapat kita kelompokkan dalam beberapa golongan, yaitu:

  • Tempat penampungan (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangka reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan ember.
  • Wadah penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, bak kontrol pembuangan air, pembuangan air kulkas/dispenser, serta barang-barang bekas.
  • Tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, dan pelepah daun, tempurung kelapa, pelapah pisang, potongan bambu, tempurung, coklat/karet dan lain-lain.

Taksonomi Nyamuk Aedes Albopictus

Penulis : Yuhan Al Khairi

Top