Paku Kawat, Pemurni Logam Beracun di Lokasi Tambang

Reading time: 2 menit
Tanaman paku ini kaya manfaat. Foto: Inaturalist

Paku kawat (Palhinhaea cernua) yang memiliki sinonim Lycopodiella cernua merupakan tanaman dari famili Lycopodiaceae. Nama Hawaii untuk spesies ini yaitu wāwaeʻiole atau “kaki tikus”.

Julukan genus Lycopodiella merupakan versi kecil dari Lycopodium, yang berarti kaki serigala kecil. Ini mengacu pada stroboli dan ujung batang. Julukan spesies cernua yang berarti mengangguk, mengacu pada ujung pucuknya yang sedikit terjumbai.

Spesies ini pada umumnya merupakan paku helofit, paku yang hidup pada habitat yang sedikit berair. Namun, di Provinsi Riau menunjukkan adanya tipe habitat yang berbeda yaitu terestrial pada daerah terbuka maupun pada daerah berair (helofit).

Morfologi dan Ciri-Ciri Umum 

Daun

Bagian ini mikrofil berwarna pucat hingga hijau cerah, linier, lunak, kecil dan seperti jarum (panjang 2-5 milimeter dan lebar 0,3 milimeter), melengkung, melingkar rapat di sepanjang batang udara.

Batang

Bagian batang utamanya kokoh, merayap tanpa batas di atas permukaan tanah dan berakar secara horizontal dengan interval tertentu. Batang udara ramping dan sedikit terjumbai di ujungnya.

Secara vertikal dari batang utama, masing-masing menyerupai sikat botol yang berbulu, dan bercabang secara majemuk. Ini membuat paku sikat terlihat seperti pohon pinus mini.

Habitat dan Distribusi Penyebaran 

Distribusi aslinya yaitu di seluruh daerah tropis dan subtopik, kecuali daerah terkering. Sedangkan habitat aslinya yakni terestrial (hutan hujan sekunder, hutan musim, hutan pesisir, tepian sungai, padang rumput, belukar, hingga lahan terbuka).

Dapat tumbuh setinggi 0,6 meter hingga 1 meter, tanaman ini dapat tetap subur sepanjang tahun. Sebab batang terkubur selama musim kemarau, sedangkan sisa tanaman mati.

Manfaat dan Kegunaan Paku Kawat

Sebagai filter sedimen dan pemurni air di lahan basah dan situs semi-akuatik. Paku kawat juga efektif menghilangkan logam berat beracun seperti tembaga dan timbal dari lokasi yang terkontaminasi dan tambang yang ditinggalkan.

Tanaman ini biasa digunakan sebagai ramuan obat dan rempah-rempah. Terkenal kaya alkaloid, seluruh tanaman bermanfaat sebagai pembalut luka di Rwanda.

Rebusan tanaman bermanfaat sebagai tonik, menjadi teh herbal untuk mengobati sakit maag dan hipertensi. Kemudian meredakan radang sendi, asam urat, disentri di Amerika tropis. Bahkan, di Asia Tenggara, seluruh tanaman digunakan sebagai lotion untuk beri-beri, asma dan batuk.

Tanaman segar dan kering kerap digunakan untuk dekorasi bunga, karangan bunga pemakaman tahun 1950 hingga 1960-an.

Taksonomi Paku Kawat (Palhinhaea cernua)

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top