DiΒ balikΒ kepiawaiannyaΒ memainkan gitar bersama grup band Slank, Mohamad Ridwan hafidz atauΒ lebih dikenal dengan RidhoΒ Slank memilikiΒ kepedulian terhadap lingkungan. Hal tersebut kemudian ia ajarkan kepada anak-anaknya.
SejakΒ tergabungΒ dalam grup yang terbentuk pada 1983 ini, Ridho mulai mengenalΒ lingkungan. Di dalam penciptaan lagu-lagu Slank, selaluΒ menetapkan empat unsur yang harus dipatuhi, yakni cinta, pergerakan pemuda, alam,Β dan sosial.
Baca juga: Giring Ganesha: Berkebun untuk Hilangkan Stres
Dari situlahΒ pria kelahiranΒ 45 tahun silam ini terinspirasi untuk memberikan pengetahuan kepadaΒ anak-anaknyaΒ agar lebih peduli dengan lingkungan. Misalnya, mulai dari berkebun, memilah sampah, hingga berkunjung keΒ tamanΒ nasional yang ada di Indonesia.
Menurut Ridho Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, sehingga memperkenalkan pengetahuanΒ akan lingkunganΒ merupakan hal yang pertama kali bisa dilakukan.
βKalauΒ main musik sudah banyak banget. Kita punya sumber daya alam yang kayaΒ terutama satwa,β ujar Ridho dalam siaran langsung InstagramΒ bertajuk βSemangat Seninβ, Senin, (22/06/2020).
Di sela wawancara ia juga menceritakan bahwa tanah kelahirannya di Ambon, Maluku memiliki budaya untuk melestarikan alam yang disebut dengan Sasi. Masyarakat lokal menyebutnya sebagai sebuah adat yang mengajarkan masyarakat untuk menjaga alam dan sekitarnya agar tetap lestari. βAdat Sasi merupakan larangan untuk mengambil hasil alam, baik hasil pertanian maupun hasil laut sebelum waktu yang ditentukan,β ucapnya.
Maraknya eksploitasi lingkungan dan perubahan alih fungsi lahan, kata dia, membuat SasiΒ sebagai bagian untuk meremajakan alam kembali.Β Menurutnya nenek moyang terdahulu sudah memperhitungkan kerusakan alam yang akan terjadi di masa sekarang. Hingga kini tradisi itu masih terus dijalankan.
Baca juga: Melanie Subono Disebut Bunuh Diri Karier Demi Menyuarakan Lingkungan
βKalau di AmbonΒ setiap kampung membuat ritual adatΒ Sasi.Β CaraΒ kita mengeksplorasi alam kadang-kadangΒ keterlaluanΒ bahkan merusak seperti menangkap ikan dengan bom dan lainΒ sebagainya,β ujarnya.
Ia mengatakan diΒ tengah pandemiΒ seperti sekarang masyarakatΒ memang harus terus menjaga kesehatan. Namun, jangan sampai melupakan hutan di IndonesiaΒ bahkan mengeksploitasinya. Banyaknya alih fungsi hutan, kata dia, membuat rencana pengembangbiakan satwa liar perlu dipertimbangkan. βPemerintah Β harus mulai memikirkanΒ habitat alami satwa di Indonesia,β kata dia.
Di samping itu, menurutnya pemerintah juga harus tegas dalam membuat kebijakanΒ yang berhubungan dengan tempat hidup alami satwa. βBila hutan beralih fungsi nantinya akan berdampak kepada manusia,β ucapnya.
Penulis: Ridho Pambudi