Melanie Subono, aktivis lingkungan kelahiran Jerman 43 tahun lalu ini mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan hak makhluk hidup. Melalui seminar daring “Sisihkan Waktu untuk Membangun Kembali Keterputusan Hubungan Kita dengan Alam”, ia menceritakan bahwa sejak kecil telah diajarkan oleh orang tuanya untuk menghargai hak sesama makhluk hidup. Hingga saat ini Melanie menerapkan prinsip tersebut untuk mengadvokasi lingkungan dan alam Indonesia.
Meskipun terlahir di Jerman, ia bersyukur berstatus sebagai orang Indonesia. Sebab negara ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa berlimpah. “Kita punya segalanya yang tidak dimiliki oleh negara barat,” ujarnya.
Baca juga: Kaka Slank: Lindungi Wisata Indonesia dari Tambang
Menurutnya alam Indonesia beserta isinya merupakan anugerah yang diberikan secara gratis oleh pencipta. Namun, ia menyayangkan perilaku manusia yang merusak alam demi kepentingan pribadi. “Seharusnya menjaga bukan merusak,” ucapnya dalam sesi webinar, Senin, 15 Juni 2020.
Ia menambahkan Bumi dan keberadaan makhluk hidup seperti binatang maupun tumbuhan dapat berkembang selama jutaan tahun tanpa manusia, tetapi sebaliknya tanpa Bumi dan seisinya manusia tidak bisa hidup. “Pada kenyataannya manusia adalah spesies yang lemah,” kata dia.
Sebagai aktivis, ia juga banyak terjun ke lapangan untuk menyuarakan isu lingkungan kepada masyarakat. Namun, sebelum melakukannya ia berusaha untuk menerapkannya ke dalam kehidupan pribadinya terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah berkebun dan isu-isu yang menyangkut sampah atau polusi udara. “Gue berusaha bertanggung jawab apa yang gue kampanyein minimal 90 persen sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah,” ucapnya
Cucu dari almarhum BJ Habibie ini berfokus untuk memperjuangkan kelangsungan hidup binatang. Menurutnya habitat para satwa liar telah banyak rusak karena ulah manusia. Akibatnya sumber rantai makanan yang telah tercipta secara alami di alam musnah. “Hewan tidak meminta sesuatu sama manusia, tetapi manusia mengambil semua haknya hewan,” ucapnya.
Baca juga: Mikha Tambayong: Penting untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Wabah
Ia menceritakan banyak yang menyebutnya dirinya membunuh karier pribadi di dunia musik demi menyuarakan lingkungan. “Bahkan gua memutuskan kontrak tur ke beberapa kota karena itu (perusahaan) di belakang pembakaran hutan di Sumatera,” ujarnya.
Melanie enggan berkomentar panjang lebar mengenai apa yang harus dilakukan oleh generasi masa depan. Ia hanya menekankan agar masyarakat memikirkan Indonesia mau seperti apa di masa mendatang, sebab, harapan saja tidak cukup. Menurutnya hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan individu untuk dapat berkontribusi adalah dengan memulai dari rumah sendiri “Urus rumah sendiri, bayangkan Indonesia mau jadi apa, desa, dan kampung mau seperti apa,” ucapnya.
Penulis: Ridho Pambudi