Couch-19, Sofa Serbaguna dari Limbah Masker Sekali Pakai

Reading time: 2 menit
Butuh 10.000 masker sekali pakai bekas untuk membuat 1 buah sofa Couch-19. Foto: Dezeen

Sejak munculnya pandemi Covid-19, limbah medis menjadi salah satu permasalahan besar yang dunia hadapi. Tidak hanya bersifat infeksius, limbah medis terutama masker juga mengandung senyawa plastik yang dapat mencemari lingkungan hidup dan kesehatan.

Karena itu, masker sekali pakai sangat sulit untuk terurai, ia membutuhkan waktu yang cukup lama yakni lebih dari 400 tahun untuk terurai sempurna.

Khawatir dengan fenomena ini, desainer asal Italia Tobia Zambotti memanfaatkan limbah masker sekali pakai menjadi sofa bernama Couch-19. Sofa unik ini ia desain secara sederhana. Zambotti hanya menggunakan pouf modular kristal PVC transparan yang dapat didaur ulang dan limbah masker sekali pakai menjadi isiannya.

“Tujuan saya dengan proyek ini adalah mengubah sesuatu yang kita anggap sampah menjadi sesuatu yang bermakna,” papar Zambotti pada situs resmi Couch-19.

Untuk membuat satu sofa Couch-19, Zambotti membutuhkan lebih dari 10.000 masker medis sekali pakai. Selain itu, bentuknya yang tidak beraturan dan seperti undakan juga memiliki filosofi lain. Yakni menyerupai puncak gunung es untuk merepresentasikan fenomena dari pemanasan global.

Limbah masker sekali pakai ia dapatkan dari jasa kolektif warga untuk mengumpulkan limbah medis terutama masker di Pergine Valsugana, kampung halaman Zambotti di Utara Italia.

“Inovasi ini kami libatkan penduduk setempat dan meminta mereka untuk mengambil masker sekali pakai dari jalanan. Atau menyimpan masker yang mereka gunakan sehari-hari,” ucapnya.

Limbah masker bekas untuk membuat sofa ini telah melalui proses desinfeksi. Foto: Dezeen

Limbah Masker Dibersihkan Secara Berkala

Sadar dengan bahaya limbah masker, Zambotti melakukan dua kali pembersihan sebelum ia olah menjadi sofa. Meskipun partikel virus Corona hanya bisa bertahan selama tujuh hari, setelah masker terkumpul, ia menyimpannya dalam wadah tertutup selama satu bulan untuk memastikan tidak ada virus yang tertinggal.

Setelah itu mereka desinfeksi secara menyeluruh menggunakan semprotan ozon yang telah terbukti membunuh berbagai jenis mikroorganisme berupa virus, bakteri atau jamur. Lalu setelah bersih, masker tersebut ia masukkan ke dalam pouf.

Dalam satu produk Couch-19 terdiri dari empat unit bantalan berlapis. Bantalan tersebut bisa pengguna gabungkan menjadi beberapa konfigurasi tempat duduk, seperti sofa biasa hingga kursi panjang. Sobat Greeners, apakah kamu tertarik untuk mencoba kursi unik dari limbah masker medis sekali pakai ini?

Penulis: Zahra Shafira

Sumber:

Situs Resmi Couch-19

Dezeen

Top